Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ubah Pandangan, Kalla Kini Optimistis Penerimaan "Tax Amnesty" Capai Target

Kompas.com - 28/09/2016, 16:14 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla berubah sikap soal target penerimaan negara yang bersumber dari program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Jika sebelumnya Wapres menilai target dana tebusan tax amnesty sebesar Rp 165 triliun yang hendak dicapai terlalu tinggi, kini Kalla optimistis target itu dapat dicapai.

"Masih ada sisa waktu dua-tiga hari (untuk batas tarif tebusan dua persen) kemudian ada lagi sampai Maret. Jadi, kami optimistis sampai Maret itu bisa dicapai," kata Wapres di Jakarta Convention Center, Rabu (28/9/2016).

Seperti diketahui, selama sembilan hari terakhir partisipasi pengampunan pajak terus melesat. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Ditjen Pajak Kemenkeu), per Selasa (27/9/2016), total dana tebusan tax amnesty sudah mencapai Rp 51,16 triliun.

Kalla mengatakan, dengan capaian saat ini, wajar apabila pemerintah kembali optimistis. Sebab, beberapa waktu lalu penerimaan negara dari program itu sempat tersendat.

"Kalau sekarang ini mungkin bisa mencapai Rp 80 triliun dan deklarasi bisa mungkin Rp 3.000 triliun, itu kan cukup bagus. Jadi, optimistislah dengan Maret yang akan datang, kan sudah setengahnya," ujarnya.

Awal September lalu, Wapres sempat menyebut bahwa target penerimaan dari tax amnesty terlalu tinggi. Saat itu, penerimaan dana tebusan baru sebesar Rp 4,04 triliun dari target Rp 165 triliun.

Kendati demikian, Wapres menegaskan, tidak ada yang salah di dalam program tersebut. (Baca: Wapres Kalla Akui Target Penerimaan "Tax Amnesty" Terlalu Tinggi)

Data perolehan tax amnesty dari Ditjen Pajak pada Rabu (28/9/2016) pukul 17.00 WIB, berdasarkan surat pernyataan harta (SPH) yang disampaikan wajib pajak (WP) menunjukkan, total dana tebusan tax amnesty mencapai Rp 54,27 triliun.

Untuk harta yang dideklarasi, maka deklarasi harta bersih repatriasi sudah mencapai Rp 127,60 triliun. Deklarasi harta bersih di luar negeri mencapai Rp 666,03 triliun. Sedangkan deklarasi harta bersih di dalam negeri mencapai Rp 1.720,29 triliun.

Dengan demikian, secara total harta yang sudah disampaikan dalam SPH tax amnesty ini sudah mencapai Rp 2.513,93.

Padahal di Agustus, total harta yang dilaporkan baru Rp 144,87 triliun. Artinya, terjadi kenaikan total harta yang dideklarasikan dan direpatriasikan secara signifikan sepanjang September 2016.

dok. Ditjen Pajak Data tax amnesty per tanggal 28 September 2016 pukul 17.00

Target Repatriasi

Dana repatriasi di program tax amnesty masih sangat jauh dari target pemerintah. Sebelumnya, pemerintah mengharapkan pulangnya dana WNI ke tanah air sebesar Rp 1.000 triliun. Namun hingga Rabu (28/9/2016) pukul 17.00 WIB, dana repatriasi yang masuk baru Rp 127,60 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengatakan, dia bisa memahami sikap pemilik aset yang tidak merepatriasi semua asetnya. Aset yang tidak direpatriasi itu di antaranya aset tetap atau perusahaan yang dipertahankan keberadaannya di luar negeri untuk kebutuhan dunia usaha.

"Kalaupun harta itu akan tetap di luar untuk kebutuhan bisnis, silakan. Kami mengharapkan repatriasi lebih besar," ujar Sri Mulyani.

(Baca: Sri Mulyani Ingin Dana Repatriasi "Tax Amnesty" Lebih Besar, tetapi...)

"Tujuannya untuk kebutuhan ekonomi Indonesia, yakni membangun infrastruktur, menciptakan lapangan kerja yang lebih baik, dan mengurangi angka kemiskinan. Kami butuh sumber daya yang makin besar," ujarnya.

Kompas TV Para Pengusaha Ikuti Program Tax Amnesty

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com