Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Gas Masih Tinggi, Sejumlah Industri Pilih Hentikan Produksi

Kompas.com - 25/10/2016, 18:15 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengungkapkan, dengan belum turunnya harga gas industri berimbas pada beberapa sektor industri yang berhenti operasi.

Airlangga menuturkan, beberapa indutsri yang mengalami kendala produksi terkait harga gas. Antara lain industri baja, kertas, keramik, dan industri kaca.

"Ada beberapa sektor industri yang kesulitan beroperasi dengan harga gas yang tinggi, seperti baja, kemudian sebagian kertas, keramik, kaca," ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Menurutnya, beberapa pabrik dari empat sektor industri tersebut saat ini tengah menghentikan sementara produksinya. Dan diharapkan setelah harga gas turun, kegiatan industrinya diharapkan kembali beroperasi.

"Beberapa sedang berhenti produksi, termasuk Krakatau Steel yang menghentikan pembuatan baja," jelasnya.

Target Harga Gas Turun November

Sementara itu, Menperin menargetkan dalam waktu dekat harga gas industri sudah mengalami penurunan harga.

Saat ini pihaknya bersama dengan Kementerian ESDM tengah menyelesaikan pembahasan terkait penurunan harga gas agar bisa segera direalisasikan.

Penurunan harga gas industri telah dirangkum dalam Peraturan Presiden No/40 tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi pada Mei 2016 lalu.

Namun, sejumlah kendala masih menjadi hambatan, hasilnya kini, niat penurunan harga gas industri masih belum tercapai. 

Menurut Airlangga, diperlukan adanya penyesuaian di hulu terutama transfer harga gas di hulu.

"Hitungannya sudah dibuat, minggu depan ada rapat dengan Kementerian ESDM dan akan dibawa ke Menko untuk sinkronisasi. Ini diharapkan selesai pada November 2016, memang masih harus menunggu realisasi untuk penurunanharga gas ini," ungkapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan sejumlah menteri mematok harga gas untuk industri di Indonesia di bawah 6 dollar AS per MMBTU (Million British Thermal Units). Harga baru ditargetkan berlaku bulan Oktober atau November.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com