Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Verifone: Transaksi Elektronik Indonesia Tengah Berkembang

Kompas.com - 27/10/2016, 18:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Country Director Verifone Indonesia Irni Palar mengungkapkan, transaksi elektronik di Indonesia tengah berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

Menurutnya, hal ini dimulai dari adanya Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada tahun 2014.

"Iklim dan perkembangan pembayaran non tunai di Indonesia sudah dimulai dari gerakan nasional non tunai yang dilakukan oleh BI," ujar Irni kepada Kompas.com di Shangri La Hotel, Jakarta, Kamis (27/10/2016).

Menurutnya, gerakan itu bertujuan memperkecil transaksi tunai dan membesarkan transaksi elektronik.

"Indonesia sedikit ketinggalan karena hampir 90 persen masih transaksi tunai dan hanya 10 persen transaksi elektronik," ungkapnya.

Dia menjelaskan, saat ini Indonesia memiliki sekitar satu juta terminal atau tempat yang sudah menerima transasksi elektronik, ini memang sangat kecil untuk ukuran Indonesia.

Sedangkan untuk pertumbuhan terminal Electronic Data Center (EDC) di Indonesia saat ini tumbuh sekitar 200.000 unit per tahun.

"Perkembangannya, kedepan bank masih cukup agresif dengan melihat pertumbuhan dari tahun ke tahun perbankan menambah device atau terminal (EDC) sekitar 200.000 unit per tahun," jelasnya.

Tantangan

Menurut Irni, kedepan ada beberapa tantangan di Indonesia dalam meningkatkan transaksi elektronik.

Pertama adalah diperlukannya edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan transaksi elektronik.

"Terutama terhadap orang-orang yang tinggalnya tidak terekspose dengan transaksi elektronik, dan sehari-harinya belum tentu punya rekening bank, itu yang memang harus ditingkatkan," tambahnya.

Kedua, adalah penerapan transaksi elektronik pada fasilitas umum atau transportasi umum.

Menurut Irni, di kota-kota urban sudah menjalankan dengan baik seperti pembayaran bus dan commuterline.

Sementara itu, berdasarkan data BI, hingga akhir 2015, nilai transaksi uang elektronik di Indonesia telah mencapai Rp 5,2 triliun.

Hingga saat ini Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) tengah merambah di 24 kota dengan total sekitar 1,2 juta orang telah menggunakan transaksi non tunai melalui kartu kredit, kartu ektronik dan sejenisnya.

Bank Indonesia berharap gerakan tersebut di 2024 bisa menjangkau 25 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com