Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Batu bara Membaik, UNTR Harapkan Peningkatan Kinerja Tahun Depan

Kompas.com - 04/11/2016, 20:35 WIB
Estu Suryowati

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - PT United Tractors Tbk (UNTR) mengharapkan peningkatan kinerja tahun depan seiring dengan membaiknya harga komoditas, utamanya batu bara.

Kontributor utama kinerja tahun depan diproyeksikan masih dari lini usaha batu bara, baik pertambangan maupun kontraktor penambangan, di samping dari pertambangan dan kontraktor pertambangan.

Direktur Finance & Accounting UNTR Iwan Hadiantoro mengatakan, membaiknya harga batu bara juga akan mendorong penjualan alat berat. Volume penjualan alat berat untuk sektor pertambangan (Komatsu) pada tahun 2017 diharapkan tumbuh 10-15 persen.

"Dari Pamapersada Nusantara (Pama) juga demikian. Kami sudah berdiskusi dengan beberapa klien, mereka ada rencana menaikkan produksi dan overburden removal," kata Iwan, Jumat (4/11/2016).

Pama merupakan salah satu lini bisnis UNTR yang bergerak di kontraktor penambangan. Sampai bulan September 2016, produksi batu bara tercatat 78,6 juta ton atau turun 3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 81,4 juta ton.

Sementara itu overburden removal atau pekerjaan pemindahan tanah tercatat sebesar 524,2 juta bank cubic meters (bcm), atau turun 12 persen dibandingkan periode sama 2015 yang mencapai 594,7 juta bcm.

"Tahun depan, untuk produksi mungkin tidak terlalu besar naiknya, 3-5 persen. Tetapi overburden removal, kami harapkan naik 5-10 persen," imbuh Iwan.

Sementara itu, dari lini bisnis pertambangan yang dikerjakan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) diharapkan volume penjualan batu bara tahun depan mencapai 7,7 juta ton.

Hingga bulan September 2016 ini, tambang TTA telah menjual sebanyak 5,7 juta ton batu bara, atau naik 46 persen dibandingkan periode sama tahun 2015 yang hanya 3,9 juta ton.

"Kami harapkan harga batu bara hingga tahun depan bertahan di 70 dollar AS per ton," ucap Iwan.

Sebetulnya, kata Iwan, kenaikan signifikan harga batu bara dalam lima bulan terakhir justru menjadi kekhawatiran perusahaan. Pada akhir tahun 2015, ketika itu harga batu bara kisaran 50 dollar AS per ton, perusahaan memprediksikan harga batu bara tahun ini di rentang 65-70 dollar AS per ton.

Nyatanya, sejak Juli 2016 harga batu bara naik signifikan dari kisaran 53 dollar AS menembus 84 dollar AS pada November ini.

"Kami di internal sebenarnya tidak begitu happy dengan kondisi sekarang. Karena berdasarkan pengalaman, biasanya apa yang naik signifikan itu enggak konsisten. Pasti ke depannya itu akan turun lagi," kata Iwan.

Ia pun berharap harga batu bara tahun depan lebih wajar. Pada kuartal-III, laba bersih UNTR dilaporkan sebesar Rp 3,1 triliun, atau turun 44 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 5,5 triliun.

Penurunan laba bersih ini didorong penurunan pendapatan bersih bisnis alat berat dan kontraktor penambangan, terutamanya disebabkan oleh rendahnya harga batu bara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com