Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Ruang Pelonggaran Kebijakan Moneter Semakin Tipis

Kompas.com - 18/11/2016, 16:50 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Bank Indonesia (BI) menyatakan, secara umum kondisi perekonomian nasional dalam keadaan yang stabil. Akan tetapi, ruang pelonggaran kebijakan moneter semakin tipis.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengungkapkan, hal ini lebih disebabkan oleh kondisi eksternal. Oleh sebab itu, imbuh Agus, hal yang menjadi fokus bagi bank sentral ini adalah lebih kepada stabilisasi.

“Ruang pelonggaran (kebijakan) moneter itu semakin tipis. Jadi, secara umum kalau bulan lalu kami katakana (arah kebijakan BI) bias longgar, namun sekarang kami menjaga stabilitas dan mewaspadai perkembangan eksternal,” jelas Agus di Jakarta, Jumat (18/11/2016).

Dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kemarin, Kamis (17/11/2016), Agus menyatakan bank sentral saat ini mewaspadai perkembangan ekonomi khususnya di AS pasca-pemilihan presiden.

Pasalnya, setelah pesta demokrasi di AS, muncul berbagai ketidakpastian yang tidak hanya berdampak kepada perekonomian global, namun juga perekonomian domestik.

Menurut Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, bank sentral memperhatikan pengaruh dari pemilihan presiden di AS. Perry menjelaskan, bank sentral terus mencermati segala ketidakpastian yang muncul pasca pesta demokrasi di Negeri Paman Sam tersebut.

Adapun fokus perhatian BI terkait ketidakpastian pasca pilpres AS meliputi tiga hal. Pertama adalah arah kebijakan fiskal di AS pasca terpilihnya Donald Trump dalam pilpres pekan lalu.

Fokus kedua adalah arah suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR). Adapun fokus ketiga adalah kebijakan proteksionisme yang kemungkinan bakal diterapkan oleh pemerintahan di bawah presiden terpilih AS.

Perry menuturkan, kemungkinan ada dampak secara tidak langsung juga yang akan dirasakan Indonesia. Yakni transmisi dampak dari China.

“Arah kebijakan itu terus kami cermati. Sampai sekarang itu masih tidak pasti, semoga menjelang akhir tahun dan awal tahun depan sudah ada kepastian sehingga kami bisa melakukan kalibrasi dan merespon dengan baik,” tutur Perry, kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com