Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016, Kenapa?

Kompas.com - 24/11/2016, 12:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2016. Hal ini sejalan dengan konfirmasi terkontraksinya perekonomian negara tetangga Indonesia tersebut pada kuartal III 2016.

Selain itu, revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi juga disebabkan adanya ketidakpastian pada perdagangan global sejalan kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat.

Ekonomi Singapura diprediksi tumbuh antara 1 sampai 1,5 persen tahun ini, dibandingkan proyeksi sebelumnya mencapai 1 hingga 2 persen.

Proyeksi tersebut diumumkan oleh Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Singapura, Kamis (24/11/2016). Mengutip CNBC, pada kuartal III 2016, ekonomi Singapura terkontraksi 2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, baik dalam basis tahunan maupun kuartalan.

Angka tersebut cukup jauh apabila dibandingkan dengan estimasi awal pemerintah yang memperkirakan ekonomi Singapura terkontraksi 4,1 persen pada kuartal III 2016.

Adapun poling yang dilakukan Reuters menyatakan ekonomi negara yang bergantung pada perdagangan itu terkontraksi 2,5 persen.

Produk domestik bruto (PDB) Singapura tumbuh 1,1 persen pada kuartal III 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini dipublikasikan secara resmi oleh pemerintah Singapura.

Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan estimasi sebelumnya yang mencapai 0,6 persen. Survei yang dihelat Reuters menyatakan sebelumnya proyeksi pertumbuhan secara tahunan sudah dinaikkan hingga 1 persen.

Kompas TV Singapura Tahan Uang WNI Kembali Ke Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com