Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pertemuan OPEC, Harga Minyak Naik Tipis

Kompas.com - 25/11/2016, 07:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com - Harga minyak ditutup sedikit lebih tinggi pada perdagangan Kamis (24/11/2016) menjelang pertemuan organisasi negara-negara eksportir minyak (OPEC) untuk membahas pemangkasan produksi.

Harga acuan minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 12 sen menjadi 49,07 dollar AS per barel. Harga acuan West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 9 sen menjadi 48,05 dollar AS per barel.

Para pedagang mengatakan kegiatan pasar rendah karena liburan Thanksgiving AS dan ada keengganan untuk mengambil taruhan harga besar di tengah ketidakpastian OPEC memotong produksi.

OPEC dijadwalkan akan bertemu pada 30 November untuk mengkoordinasikan pemotongan produksi dan berpotensi kerja sama dengan non-OPEC, Rusia, sebagaimana kesepakatan September di Aljazair.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan negaranya bisa memangkas revisi rencana produksi minyak 2017 sebesar 200.000-300.000 barel per hari (bph) apabila pembekuan output global mulai berlaku.

Sementara itu Menteri Energi Azerbaijan Natig Aliyev, seperti dilaporkan surat kabar Azeri Republika mengatakan, OPEC mungkin akan meminta produsen lain mengurangi produksi 880.000 bph, selama enam bulan per 1 Januari.

Tetapi sumber OPEC kepada Reuters mengatakan, OPEC menegaskan belum membuat proposal baru untuk non-OPEC. Novak juga membantah apa yang disampaikan Aliyev, sebab usulan OPEC sebelumnya hanya 500.000 bph.

Sementara itu, Menteri Energi Aljazair Noureddine Bouterfa akan bertemu dengan Bijan Zanganeh dari Iran, di Teheran pada Sabtu ini. Bouterfa ingin memastikan produsen terbesar ketiga OPEC itu juga sepakat melakukan pemangkasan produksi.

"Meskipun 13 negara peserta (OPEC), namun penolakan Iran untuk memangkas produksi bisa membunuuh kesepakatan," kata Tamas Varga, broker minya dari PVM Oil, dikutip dari Reuters, Jumat (25/11/2016).

Sebagian besar analis percaya akan terjadi kesepakatan pemangkasan produksi. Akan tetapi, Badan Energi Internasional (IEA) menyangsikan, kesepakatan itu mampu menopang pasar yang sudah kelebihan pasokan selama lebih dari dua tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Whats New
Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Whats New
Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com