Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin "Go Internasional", Kabupaten Semarang Rintis Klaster Desa Buah

Kompas.com - 05/12/2016, 05:15 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Pangsa pasar buah di dalam negeri saat ini masih dikuasai oleh buah-buahan dari luar negeri atau impor. Padahal Indonesia banyak memiliki varietas buah lokal yang berkualitas.

Prihatin dengan kondisi ini, Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta bekerjasama dengan Pemkab Semarang sedang menyusun masterplan dan roadmap klaster desa buah untuk wilayah Kabupaten Semarang.

Harapannya kedepan, buah lokal unggulan akan menjadi raja pasar dalam negeri.

"Kalau sekarang semuanya yang berbau Bangkok-bangkok itu lebih mahal, kami upayakan dalam satu atau dua tahun kedepan, buah lokal itu harus lebih mahal dari buah yang dari Bangkok," kata Rektor Instiper Yogyakarta, Purwadi, Minggu (4/12/2016) siang.

Dia mengatakan hal itu saat memberikan sambutan dalam acara Keluarga Alumni Instiper (Ka-Instiper) Yogyakarta Tanam Pohon Dalam Rangka Mewujudkan Klaster Desa Buah di Stiper Edu Agro Tourism (SEAT) di Jl Raya Lemah Ireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

Sebagai tahap awal, tiga desa di sekitar SEAT di kawasan Lemah Ireng, dipilih sebagai pilot project.

Ketiga desa tersebut adalah desa Lemah Ireng kecamatan Bawen, desa Jatijajar dan desa Randugunting kecamatan Bergas.

Pada kesempatan itu diserahkan sebanyak 7.000 bibit buah lokal seperti kelengkeng dan durian kepada petani dari ketiga desa tersebut.

Secara simbolis Ketua II Keluarga Alumni Instiper Yogyakarta, Kamsen Saragih menyerahkan bibit buah kelengkeng kristal kepada Bupati Semarang Mundjirin.

"Kami dari alumni menyerahkan bibit untuk Randugunting 1.220 pokok, Lemahireng 1.500 pokok dan Jatijajar sekitar 4.220 pokok. Mudah-mudahan dua tahun lagi (mulai) bisa dinikmati," kata Kamsen.

Kembali menurut Purwadi, pembudidayaan tanaman buah sebenarnya sangat menguntungkan secara ekonomis jika dibandingkan dengan tanaman perkebunan. Apalagi ia melihat kedepan tren masyarakat mengonsumsi buah lokal yang unggul akan meningkat.

"Perkebunan bukannya tidak menghasilkan, tapi gampang-gampang sulit. Karena harga tanah semakin mahal, akan bagus kalau tanah ditanami yang lebih produktif dan bisa menghasilkan uang lebih banyak dan itu adalah buah," jelasnya.

Sebagai penunjang klaster desa buah yang nantinya akan dikembangkan lebih luas lagi di wilayah Kabupaten Semarang, Instiper telah menyiapkan lahan 11 hektar di SEAT Lemahireng sebagai pusat penelitian dan pelatihan yang dapat diakses oleh para petani binaan.

Tidak hanya itu, Instiper juga telah memproyeksikan bahwa kedepan kawasan ini akan menjadi sentra ekspo perdagangan buah lokal unggul.

"Kami akan sediakan lahan untuk outletnya disini. Kita sudah bicarakan dengan Bupati bahwa disini akan kita jadikan sentranya buah lokal unggul. Tidak ada alasan beli buah durian disini tidak enak, tidak enak dikembalikan," tandasnya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com