Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Syariah Mandiri Fokus Tekan Rasio Pembiayaan Bermasalah

Kompas.com - 24/12/2016, 16:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Perbankan syariah nasional mulai berkembang sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan industri keuangan dengan prinsip syariah tersebut.

Akan tetapi, perbankan syariah masih menghadapi tantangan yang membuat penetrasi dan perkembangannya menjadi tertahan, yakni masalah permodalan dan rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF).

Sejalan dengan perlambatan ekonomi dan lemahnya permintaan pembiayaan, NPF perbankan syariah cenderung tinggi.

PT Bank Syariah Mandiri pun berkomitmen untuk menekan rasio NPF agar kinerja bisnis tidak tergerus.

(Baca juga: Pada 2017, Bank Syariah Mandiri Ingin Ekspansif)

SEVP Finance & Strategy Bank Syariah Mandiri Ade Cahyo Nugroho mengatakan, per September 2016 atau kuartal III 2016, rasio NPF gross perseroan mencapai 5,43 persen.

Meski masih tergolong tinggi, realisasi tersebut sudah lebih rendah 1,46 persen dibandingkan realisasi September 2015 yang mencapai 6,89 persen.

“(NPF) nett kami 3,9 persen. Masih di atas industri kami akui,” ujar Cahyo pada acara pelatihan perbankan syariah Bank Syariah Mandiri di Bandung, Rabu (21/12/2016).

Cahyo mengatakan, saat ini kondisi yang sedang terjadi adalah perbankan konvensional sedang mengalami rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang meningkat.

Namun demikian, kata dia, NPF Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan. Menurut Cahyo, pada tahun 2014, Bank Syariah Mandiri mengalami permasalahan terkait pembiayaan.

Namun, ia mengatakan bahwa Bank Syariah Mandiri terus memperbaiki hal tersebut selama dua tahun terakhir.

Sementara itu, perbankan konvensional baru saat ini mengalami puncak NPL. “Jadi memang trennya (NPF perbankan) syariah membaik,” ucap Cahyo.

(Baca juga: Bank Syariah Mandiri Ingin Tetap Fokus di Segmen Ritel)

Bank Syariah Mandiri menargetkan NPF gross bisa di bawah 4 persen pada 2017 mendatang. Namun demikian, perseroan pun mematok target pesimis NPF gross bisa mencapai 5 persen.

Cahyo menyatakan, untuk menekan NPF, perseroan “membersihkan” pembiayaan-pembiayaan bermasalah.

Selain melakukan restrukturisasi pembiayaan, perseroan juga melakukan write-off. “Tahun depan NPF gross di bawah 5 persen. NPF nett mudah-mudahan di bawah 3 persen,” ujar Cahyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com