Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Likuiditas Jadi Tantangan Bank pada 2017

Kompas.com - 26/12/2016, 11:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sektor perbankan masih bakal menghadapi banyak tantangan tahun depan. Rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga Fed Funds Rate lebih agresif bisa berdampak negatif bagi sektor perbankan Indonesia.

Analis Panin Securities Frederik Rasali mengatakan, peningkatan suku bunga The Fed berpeluang mengerek yield sehingga biaya dana alias cost of fund perbankan akan naik.

"Saya melihat tren ini akan terjadi pada BUKU 2 dan BUKU 3, dari bank-bank yang relatif belum kuat," kata Frederik kepada Kontan, akhir pekan lalu.

Sementara itu, bank-bank besar yang memiliki modal kuat dan performa baik selama ini akan jauh lebih mudah mendapatkan dana. Frederik melihat, tahun depan, perbankan akan mengeluarkan banyak instrumen untuk mencari pendanaan, seperti medium term notes, negotiable certificate of deposit, dan utang bilateral dari bank lain.

Pendapatan perbankan masih bisa tumbuh tahun depan. Namun, Frederik mengingatkan bahwa likuiditas perbankan tahun depan juga akan ketat.

Maklumlah, saat ini loan to deposit ratio (LDR) bank masih di atas 90 persen. Tingkat non-performing loan (NPL) atau kredit macet juga masih akan sama seperti tahun ini.

"Kemungkinan, hal tersebut yang akan menjadi tantangan," kata Frederik.

Analis BCA Sekuritas Igor Nyoman Putra juga memprediksi, sektor bank tahun depan akan lebih baik dari tahun ini. Likuiditas bank pada kuartal satu tahun depan akan terdorong adanya amnesti pajak.

Dana repatriasi yang sudah masuk ke Indonesia juga bisa dialihkan pada instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh bank. Pertumbuhan perbankan juga didukung peningkatan kredit seiring biaya kredit atau cost of credit (CoC) yang lebih rendah.

"Kemungkinan volume kredit bisa naik 13 persen, didukung naiknya harga komoditas, proyek infrastruktur, serta kredit dari properti," kata Igor.

Selain itu, dana asing mulai masuk lagi, dan ekonomi kembali tumbuh. Tingkat konsumsi masyarakat kelas menengah juga meningkat.

Analis NH Korindo Bima Setiaji mengestimasi, pada tahun ini, pertumbuhan kredit bisa naik 14 persen dari 2015 tahun lalu, didukung oleh permintaan di segmen mikro dan retail. Namun, progam Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tingkat suku bunga pinjaman yang dipatok rendah akan semakin menekan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan.

Kenaikan suku bunga The Fed juga menahan suku bunga deposito. Jadi, bank yang kuat dalam kredit mikro, seperti BBRI, akan sulit berkembang. Bima mengestimasi, NIM BBRI akan turun jadi 7,8 persen tahun depan dari 8,4 persen tahun ini.

"Kami juga melihat cadangan dana untuk kerugian pinjaman akan berkurang tahun depan," kata Bima.

Igor merekomendasikan dua saham bank, yakni BBRI dan BMRI, dengan pertimbangan profil risiko yang lebih minim dibanding bank besar lainnya. Selain itu, kedua bank tadi juga akan mendapat dorongan dari KUR yang bunganya dipotong menjadi 7 persen pada tahun depan, dari 9 persen pada tahun ini.

Kedua bank tadi merupakan penyalur KUR terbesar dibanding bank lain. Igor memasang target harga saham BBRI di Rp 13.550 per saham dan saham BMRI Rp 12.700 tahun depan.

Sementara itu, Frederik merekomendasikan saham BBNI dan BBTN dengan target harga masing-masing Rp 6.000 dan Rp 2.300 hingga tahun depan.

Dari sisi volume, kredit BBRI kemungkinan masih bisa tumbuh tahun depan, bila melihat kinerja kredit hingga November tahun ini yang tumbuh 16 persen. Pendorong utama kredit BBRI adalah kredit mikro dan ritel.

Bima merekomendasikan tahan saham BBRI dengan target harga Rp 12.775 per saham hingga tahun depan. (Emir Yanwardhana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com