Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini, Ekonomi Indonesia Masih Hadapi Tantangan

Kompas.com - 04/01/2017, 16:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pihak meyakini bahwa tahun 2017 adalah tahun yang lebih baik bagi perekonomian Indonesia, apalagi bila dibandingkan dengan tahun 2015 dan 2016.

Akan tetapi, apakah benar pada tahun 2017 perekonomian Indonesia bisa berjalan mulus menuju target pertumbuhan?

Senior Analyst Binaartha Research Reza Priyambada dalam risetnya menyatakan, tahun 2017 merupakan tahun tantangan bagi perekonomian Indonesia.

Pasalnya, tantangan tidak hanya datang dari dalam negeri, namun juga dari eksternal, sehingga perlu kesiapan oleh semua pihak.

"Persiapan tidak hanya bagi pemerintah, namun juga bagi para pelaku pasar dalam menghadapi sejumlah tantangan tersebut," kata Reza dalam laporan risetnya, Rabu (4/1/2017).

Namun begitu, Reza menyatakan masih ada beberapa harapan positif bagi perekonomian Indonesia pada tahun ini.

Pertama, realisasi kebijakan pemerintah masih terus berlanjut. Tidak hanya itu, program pembangunan infrastruktur juga masih berjalan, dengan pengawasan yang lebih baik guna mencegah adanya penyelewengan dana.

Dari sisi inflasi, Reza memprediksi inflasi masih dapat stabil, terutama dengan menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan-bahan pangan.

"Perbankan dapat sedikit menurunkan tingkat suku bunga kredit untuk menyalurkan kredit lebih besar yang berujung pada peningkatan pendapatan dan ditunjang oleh peningkatan kolektabilitas untuk mencegah meningkatnya NPL (rasio kredit bermasalah)," ujar Reza.

Selain itu, kualitas pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan dengan peningkatan belanja pemerintah untuk sektor produktif dan kenaikan investasi dalam negeri serta perbaikan neraca perdagangan maupun defisit transaksi berjalan.

Pun diharapkan adanya perbaikan dan kenaikan rating bagi Indonesia, yang merupakan hal baik untuk ekonomi maupun obligasi negara. Dari sisi nilai tukar, rupiah diharapkan bisa lebih stabil.

Dengan demikian, perekonomian dan iklim usaha bisa tetap terjaga dengan baik pula. Akan tetapi, Reza juga menyatakan ada beberapa hal yang harus dijaga agar tidak menimbulkan sentimen negatif.

Efek Trump maupun kenaikan suku bunga AS sebaiknya tak terlalu ditanggapi dengan negatif dan berlebihan.

"Membaiknya perekonomian AS akan berimbas positif bagi negara-negara lain, khususnya Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor dan peningkatan investasi atas imbas ekspansi perusahaan-perusahaan AS," tutur Reza.

Selain itu, fluktuasi nilai tukar dollar AS seharusnya bisa diredam dengan memperbaiki sentimen dari dalam negeri.

Pun berkurangnya efek amnesti pajak dapat diantisipasi oleh pemerintah dengan cara terus gencar sosialisasi secara menyeluruh untuk menjaga sentimen pasar.

Pemerintah pun diharapkan mengambil langkah antisipatif untuk mencegah efek psikologis dan meningkatnya inflasi sejalan dengan rencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL) dan mencabut subsidi energi, maupun rencana kenaikan pajak kendaraan.

Reza pun menyatakan, diharapkan tidak ada lagi masalah seperti persoalan dengan JP Morgan Chase yang terkesan menurunkan penilaiannya terhadap Indonesia.

Kompas TV Bank Dunia Optimis Dengan Ekonomi RI 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com