Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Meroket Ratusan Ribu Per Kg, Kado Pahit pada Awal 2017

Kompas.com - 05/01/2017, 07:31 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2017 masyarakat Indonesia diberikan hadiah yang tidak mengenakkan berupa melambungnya harga komoditas cabai yang sangat tinggi.

Dari pasca tahun baru hingga saat ini harga cabai rawit merah terus mengalami peningkatan dan diikuti komoditas pokok lainnya.

Selain menjadi komoditas utama dalam membuat masakan bagi masyarakat Indonesia, ditambah belum terbiasanya menggunakan cabai bubuk.

Hal ini yang menjadikan harga cabai segar sangat diperhatikan oleh masyarakat.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, harga cabai di beberapa daerah terpantau sudah cukup tinggi.

Di Kalimantan itu sudah Rp 150.000 per kilogram (kg), di Jawa Barat yang sentra cabai saja harganya sudah di atas Rp 100.000 per kg. Kalau di DKI Jakarta memang masih di kisaran Rp 100.000 sampai Rp 110.000 per kg,

"Jadi memang kondisi per hari ini kondisi cabai memang dalam kondisi yang cukup sulit dan cukup memprihatinkan," ujar Mansuri saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, Rabu (4/1/2017).

Menurutnya, harga cabai yang terus meningkat setiap harinya akibat dari lambatnya penangan dari pemerintah.

"Memang ini terlalu lambat saja penanganannya, kalau dilakukan oleh pemerintah sesegera mungkin tidak separah ini dan bisa ditekan dibawah angka Rp 100.000 per kg, tetapi ini karena sudah terlambat," tambahnya.

Mansuri mengatakan, selain lambatnya penanganan dari pemerintah, kenaikan harga cabai juga dipengaruhi oleh menurunnya pasokan, penurunan konsumsi masyarakat dan juga turunnya daya beli masyarakat.

"Pertama penurunan konsumsi itu karena memang masa libur Natal dan tahun baru sudah habis, kedua karena memang harganya yang tinggi mengurungkan niat konsumen untuk membeli dalam kapasitas yang besar dan sesuai kemampuan ekonominya," ungkapnya.

Selain itu, Mansuri menambahkan, dengan harga yang mahal maka masyarakat tidak akan membeli cabai dalam jumlah yang besar.

"Jadi kalau harganya mahal yang biasanya mereka membeli setengah kilo menjadi seperapat, dan itu cukup tinggi, cukup terasa bagi pedagang, yang paling sulit dan terbeban saat ini adalah pedagang," paparnya.

Hal tersebut terjadi karena modal yang dikeluarkan pedagang dalam membeli cabai juga tinggi, tetapi permintaan masyarakat menurun.

"Untungnya tidak bisa banyak karena ini bersaing mana yang lebih rendah itu yang akan diserbu oleh masyarakat dan yang paling tinggi nggak akan laku," pungkasnya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com