Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Rokok Naik, Negara Raup Rp 1 Triliun

Kompas.com - 10/01/2017, 19:57 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) atas penyerahan hasil tembakau dikeluhkan pelaku industri. Namun demikian, kenaikan PPN rokok ini dapat menambah penerimaan negara.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, penerimaan negara akibat kenaikan PPN rokok ini lebih kurang Rp 1 triliun.

"Ya pasti naik (penerimaan pajak), sekitar Rp 1 triliun," kata Suahasil di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/1/2017).

Suahasil menjelaskan, kenaikan PPN rokok yang sebesar 0,4 persen terbilang kecil apabila dibandingkan dengan tarif lama yang sebesar 8,7 persen. Dengan kenaikan sebesar 0,4 persen, maka tarif PPN rokok menjadi sebesar 9,1 persen.

Menurut Suahasil, tarif 9,1 persen ini comparable atau setara dengan PPN 10 persen jika dihitung dengan sistem pajak keluaran dan pajak masukan (PK-PM).

"Kita dalam memungut PPN rokok ini kan tidak pakai PKPM, tetapi ngambil di ujung (final). Maka kalau enggak pakai PKPM, melainkan pajak final, maka tarif yang comparable dengan 10 persen itu adalah 9,1 persen," imbuh Suahasil.

Kenaikan tarif PPN rokok menjadi 9,1 persen diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 174/PMK.03/2016 yang ditandatangani Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 28 Desember 2016.

Beleid tersebut mulai berlaku 1 Januari 2017. Keputusan pemerintah ini dikeluhkan oleh pelaku industri.

Mengutip Kontan, Kamis (5/1/2017) Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia Muhaimin Moeti menilai kenaikan tarif PPN itu melenceng dari kesepakatan semula.

Pemerintah, kata Muhaimin, sepakat menaikkan tarif PPN rokok pada tahun ini dari 8,7 persen menjadi 8,9 persen. Adapun tarif PPN 9,1 persen disepakati baru berlaku pada 2018 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com