Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Jangan Ditulis Harga Pangan Naik tapi yang Naik Cabai Rawit...

Kompas.com - 10/02/2017, 07:30 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman datang ke Medan, Sumatera Utara (Sumut) dalam rangka memimpin rapat upaya khusus (UPSUS) koordinasi percepatan luas tambah tanam padi, jagung dan kedelai 2017, Kamis (9/2/2017).

Rapat ini dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Hasban Ritonga, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung, para Komandan Korem, kepala Dinas Pertanian kabupaten dan kota, serta komandan Kodim di wilayah Sumut. 

Rapat ini bertujuan meningkatkan produksi pangan untuk menjadikan Sumut swasembada pangan. Sumut memiliki potensi sebagai daerah yang tinggi produksi pangan dan holtikultura.

Pada 2016, produksi padi Sumut sebanyak 4,6 juta ton lebih, meningkat 560.000 ton lebih dari 2015. Ini tertinggi sepanjang 11 tahun terakhir.

“Target 2017, targetnya naik 523.000 ton lebih, dan sudah 72 persen tercapai,” kata Mentan Amran.

Dia bilang, saat ini ada produksi bawang merah di Solok, Sumatera Barat (Sumbar), yang harganya Rp 10.000 per kilogram (kg). Komoditas itu sedang dijajaki untuk ekspor ke Malaysia dan Singapura. Sementara beras organik Solok sudah ekspor ke Belgia dan Amerika Serikat (AS).

“Kami ingin seluruh Sumatera memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, jangan ambil dari provinsi lain karena angkutannya mahal sehingga terjadi inflasi. Kalau produksi sendiri, harganya lebih murah. Ini menurunkan inflasi dan kemiskinan,” kata Amran.

Untuk jagung, dia bilang, sudah turun impornya sampai 66 persen. Dia berharap Sumut bisa memenuhi kebutuhan jagungnya tahun ini, tidak lagi mengambil dari tempat lain.

Ditanya kebutuhan dan harga pangan nasional saat ini, Amran bilang, harga beras turun 10 persen sampai 20 persen.

“Padahal biasanya bulan-bulan begini naik, kan? Harga bawang juga turun, petani mulai berteriak, ini yang harus ditolong cepat. Jangan ditulis harga pangan, rupanya yang naik cabai rawit, itu yang tidak proporsional,” katanya lagi.

Dia menyampaikan harapan dan target jangka panjang untuk 30 tahun mendatang, bahwa Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Faktanya, 50.000 ton beras organik Indonesia sudah diekspor ke Malaysia, AS dan Singapura.

Komisi II DPD RI Parlindungan Purba mengatakan, sewaktu Indonesia dipimpin Soeharto pernah menjadi negara swasembada pangan tapi tidak pernah impor beras. Jamannya Presiden Joko Widodo dengan Menteri Pertanian-nya Amran Sulaiman, dalam dua tahun sudah impor beras.

Maka harus diapresiasi dan dukung program pangannya TNI dan Kementan RI. Harus dipertahankan dan Pemprov Sumut sungguh-sungguh mengembangankan semua potensi yang dimilikinya.

“TNI bukan hanya berfungsi untuk perang saja, tapi saat damai juga. Mereka mempertahankan ketahanan pangan kita. Dan menteri kita ini orangnya tidak suka impor, jadi klop,” ucap Parlindungan.

Kompas TV Harga Cabai di Pasaran Masih Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com