Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Minta Penerima Bansos Non-tunai Sisihkan Dana untuk Menabung

Kompas.com - 21/02/2017, 15:03 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menganjurkan kepada penerima bantuan sosial (bansos) non-tunai tidak hanya menggunakan dananya untuk membeli kebutuhan pangan.

Akan tetapi, bisa disisihkan untuk menabung di bank melalui agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai).

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menggulirkan program bansos non-tunai kepada keluarga penerima manfaat (KPM).

Artinya, KPM saat ini tidak akan mendapatkan bantuan uang tunai. Akan tetapi, bansos tersebut diberikan dalam bentuk kartu yang berisikan Rp 110.000 dan bisa digunakan K?PM untuk membeli kebutuhan pangan sehari-hari.

"Selain untuk memenuhi kebutuhan pokok dana bansos, sebaiknya dapat disisihkan dengan menabung," ujar Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S Soetiono di Makassar, Selasa (21/2/2017). 

Oleh karena itu, terang Kusumaningtuti, untuk menambah pemahaman penggunaan dana bansos tersebut, OJK sendiri menggelar edukasi keuangan kepada peserta Agen Penyalur Bantuan Sosial Non-tunai (bansos), Pendamping, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Makassar.

Sebanyak 204 peserta tersebut hadir untuk mengikuti edukasi keuangan tersebut. Wanita yang akrab disapa Titu ini menjelaskan, dalam edukasi tersebut, penerima bantuan diberikan tata cara penggunaan dana bantuan, serta cara menyisihkan dana bantuan tersebut. 

"Untuk agen penyalur diberikan cara bagaimana mengajak penerima bansos non-tunai untuk menyisihkan dananya untuk ditabung," jelasnya. 

Titu berharap dengan adanya edukasi, tingkat pemahaman (literasi) dan pemanfaatan atau inklusi layanan keuangan bagi perima bansos di Makassar meningkat. 

"Makassar kita pilih pertama sebagai edukasi dana bansos karena indeks literasi keuangannya masih 28,36 persen, yang mana berada di bawah rata-rata indeks literasi keuangan nasional," tandasnya.

Sekadar informasi, tahun 2017 ini, OJK akan melaksanakan 30 program edukasi keuangan di 24 kota dengan target instruktur PAP TKI dan CTKI, agen dan pendamping bansos, masyarakat di pedalaman sungai dan perbatasan wilayah Indonesia, guru dan dosen, UMKM, perempuan, pemerintah daerah, dan penyuluh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com