Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Orang Indonesia Tak Rencanakan Masa Pensiun dengan Baik

Kompas.com - 21/02/2017, 17:59 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Investor Indonesia memiliki risiko yang tinggi akibat kurang siap mengantisipasi kondisi keuangan di masa pensiun. Demikian hasil survei yang dilakukan Manulife bertajuk Manulife Investor Sentiment Index (MISI).

Hampir seluruh responden menyatakan yakin mereka akan tetap memiliki gaya hidup yang sama seperti saat ini atau bahkan akan lebih baik lagi di masa pensiun nanti, tanpa menyadari bahwa simpanan mereka akan terus menyusut akibat pengeluaran di masa pensiun, dan pada akhirnya akan membahayakan keuangannya.

Adapun 71 persen investor yang menjadi responden yakin bahwa mereka sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai beragam tujuan keuangannya, dan bahkan 10 persen investor yakin mereka akan melampaui target.

Sebaliknya, hanya 19 persen investor yang merasa khawatir akan kehabisan uang pada masa pensiun nanti.

Terlepas dari optimisme para investor untuk mencapai target simpanannya, namun mereka tidak mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi masa depan keuangannya.

Walaupun para investor menempatkan perencanaan pensiun sebagai salah satu prioritas keuangan yang utama, menempati peringkat kedua setelah pendidikan anak, namun hampir seperempat dari investor (24 persen) mengalokasikan kurang dari 10 persen tabungannya untuk simpanan dana pensiun.

Selain itu, 57 persen investor berharap dapat mengumpulkan tabungan untuk masa pensiun sebesar maksimum Rp 100 juta, yang akan habis hanya dalam waktu dua sampai tiga tahun. Ini dengan mempertimbangkan rata-rata pengeluaran rumah tangga mereka saat ini sebesar Rp 4 juta per bulan.

“Senang sekali melihat investor di Indonesia sangat antusias mempersiapkan masa depan mereka. Namun untuk merasakan pensiun yang nyaman dibutuhkan waktu dan perencanaan yang tepat," ujar Karyadi Pranoto, Chief of Employee Benefits PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dalam pernyataan resmi, Selasa (21/2/2017).

Sayangnya, imbuh Karyadi, tidak ada jalan pintas untuk hal tersebut. Investor harus realistis akan biaya masa depan mereka, termasuk biaya kesehatan dan kewajiban pada keluarga.

MISI dilakukan dengan 500 wawancara online di masing-masing negara Hong Kong, China, Taiwan, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina, serta 500 wawancara tatap muka di Indonesia.

Para responden terdiri dari investor kelas menengah-atas, berusia di atas 25 tahun, pengambil keputusan utama dalam beragam hal terkait keuangan rumah tangga, dan saat ini sudah memiliki produk investasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

Whats New
Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com