Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Gabah Jatuh karena Hujan Berkepanjangan

Kompas.com - 22/02/2017, 07:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Derasnya guyuran hujan beberapa hari ini berdampak cukup signifikan terhadap harga gabah.

Di sejumlah wilayah, terutama di Jawa Timur, harga gabah petani berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). HPP gabah idealnya sekitar Rp 3.700 - Rp 3.900 per kilogram (kg).

"Beberapa teman di Jawa Timur mengeluh harga gabah di tingkat petani jatuh di kisaran Rp 3.000 - Rp 3.300 per kilo gram gabah kering," terang Burhanuddin, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) pada Kontan, Selasa (21/2/2017).

Jatuhnya harga gabah ini dikarenakan rendahnya kualitas dan tingginya kadar air. "Hujan berkepanjangan membuat kadar air gabah tinggi. Kalau sudah begitu kualitasnya menurun dan jarang ada yang mau beli," ujar Burhanuddin.

Tingginya kadar air gabah juga membuat sejumlah penggilingan kurang berminat membeli. Burhanuddin menjelaskan jika kadar air gabah tinggi, butuh alat pengering (dryer) untuk mengkeringkannya. Adapun 94 persen penggilingan di Indonesia adalah skala kecil dan tidak memiliki dryer. Selama ini mereka mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan gabah.

"Jika kadar air tinggi, biaya operasional ikut bertambah. Sedangkan penggilingan skala kecil modalnya terbatas, butuh perputaran yang cukup cepat untuk mengembalikan modal mereka," ungkapnya.

Burhanuddin berharap Pemerintah segera melakukan penyerapan lewat Bulog maupun instansi terkait lainnya. Sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Barat diperkirakan akan menyongsong panen raya pekan depan.

"Jika Pemerintah tidak segera menyerap. Gabah di wilayah lain bisa ikut jatuh juga. Satu lagi pr Pemerintah, menyediakan fasilitas dryer untuk penggilingan kecil. Agar mereka juga bisa ikut menyerap," pungkas Burhanuddin.

Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kemtan), Sumardjo Gatot Irianto mengatakan program penyerapan gabah terus berjalan. Kemtan menggandeng berbagai kemitraan untuk mempercepat penyerapan.

Beberapa pihak yang dilibatkan antara lain Dinas Pertanian daerah, Badan Urusan Logistik (Bulog), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pembelian gabah petani diukur berdasarkan kualitas dan kadar airnya.

"Harga tergantung kadar air dan hampa, mulai dari Rp 2.900 sampai 3.400 per kilogram Gabah Kering Panen (GKP). Bahkan di Ngawi pedagang tidak mau beli gabah, sehingga harganya anjlok," jelas Gatot, Selasa (21/2).

Berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 yang mengatur Harga Pembelian Pemerintah (HPP), untuk gabah di tingkat petani sebesar Rp 3.750 per kg GKP. (Elisabeth Adventa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com