Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Salman Datang, Akankah Investor Arab Borong Sukuk RI?

Kompas.com - 27/02/2017, 21:51 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia hanya beberapa pekan sebelum penerbitan obligasi syariah atau sukuk ke pasar global oleh pemerintah.

Pertengahan Maret nanti, pemerintah berencana menjual sukuk yang diperkirakan nilainya sama dengan tahun lalu yakni 2,5 miliar dollar AS. Lantas apakah para investor Arab tertarik memborong obligasi syariah tersebut?

Direktur Strategis dan Portofolio Utang Kemenkeu Schneider Siahaan menuturkan, pemerintah akan realistis melihat potensi pembelian sukuk oleh para investor Arab dan Timur Tengah pada umumnya.

"Ya ada lah (prospeknya). Tetapi (mungkin) enggak sebanyak sebelumnya," ujarnya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (27/2/2017).

Selama ini, investor dari negara-negara Timur Tengah menjadi salah satu investor yang cukup gemar membeli sukuk global RI. Namun anjloknya harga minyak diyakini akan menurunkan minat investor Timur Tengah.

Era "emas" harga minyak yang redup membuat membuat ekonomi negara-negara Timur Tengah justru goncang. Bahkan tutur Schneider, sejumlah negara Timur Tengah juga akan mengeluarkan global bond untuk mendapatkan suntikan dana segar untuk pembangunan ekonominya.

Hal itu menurut Schneider juga menjangkiti Arab Saudi. Oleh karena itu tour Raja Salman ke Malaysia, Indonesia, China, dan Jepang justru sekaligus menawarkan penjualan saham Saudi Arabian Oil Co atau lebih dikenal dengan nama Saudi Aramco.

Dari sisi ini, Kementerian Keuangan melihat ada persamaan antara Indonesia dan Arab Saudi yakni sama-sama sedang membutuhkan pendanaan bagi pembangunan. "Ya kalau dibilang bersaing enggak enak juga. Ya sama lah, senasib, sama-sama nyari pembiayaan," kata ia.

Lantaran kondisi itu, pemerintah masih pikir-pikir untuk menawarkan penjualan sukuk global kepada Arab Saudi. Meski begitu, pemerintah tidak mengkhawatirkan kondisi itu. Sebab ucap Schneider, sukuk RI tidak hanya diminati investor Timur Tengah tetapi juga para investor asal Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com