Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Inflasi Terkendali, Kenaikan Tarif Listrik Harus Diperlambat

Kompas.com - 06/03/2017, 14:07 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada tahun ini diperkirakan bakal meningkat secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Penyesuaian pada komponen harga yang diatur pemerintah atau administered prices menjadi faktor terbesar penyebab melonjaknya inflasi.

"Inflasi forecast (perkiraan) kami 4,2 persen. Itu sudah termasuk administered prices," kata Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Anton Hermanto Gunawan pada acara media briefing di Jakarta, Senin (6/3/2017).

Anton menyebut, komponen administered prices yang mempengaruhi inflasi tahun ini antara lain tarif tenaga listrik (TTL), penyesuaian biaya administrasi STNK, dan kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Adapun perkiraan inflasi sebesar 4,2 persen itu belum memasukkan faktor kenaikan harga BBM. "Kalau (dimasukkan faktor kenaikan harga BBM) jadi bisa 4,5 sampai 4,7 persen," ujar Anton.

Menurut Anton, kencangnya laju inflasi pada tahun ini sebenarnya bisa dikompensasikan dengan memperlambat kenaikan tarif listrik.

Namun demikian, kalaupun inflasi menyentuh 4,2 persen, angka ini masih di dalam kisaran target yakni 4 plus minus 1 persen.

Selain itu, Anton mengungkapkan, hal lain yang perlu diperhatikan apakah kenaikan harga BBM secara bertahap dapat direalisasikan pada tahun ini, yakni bulan April 2017. Pasalnya, kenaikan harga BBM tidak terjadi pada bulan Januari 2017.

"Yang nonsubsidi tidak masalah, itu kan otomatis. Sinyal awalnya baru bisa dilihat pada April," ungkap Anton.

Kenaikan tersebut sedikit banyak akan berpengaruh kepada konsumsi. Namun demikian, pemerintah biasanya akan mengompensasi ke program yang lain.

"Kalau inflasinya naik karena harga BBM biasanya nanti disertai program yg membantu apakah itu cash transfer dan lain-lain untuk menjaga kelompok bawah tidak terlaku kena dampak signifikan," jelas Anton.

Kompas TV Badan Pusat Statistik mencatat inflasi bulan Februari lalu mencapai 0.23 %. Dengan inflasi bulanan ini, Inflasi di 2 bulan pertama tahun ini telah menyentuh 1,21 %. Hal ini berdampak pada kenaikan harga kelompok makanan jadi, perumahan dan pakaian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com