Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alarm Kenaikan Bunga Utang Luar Negeri bagi Swasta

Kompas.com - 19/03/2017, 12:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve dikhawatirkan bakal menaikkan biaya utang (cost of borrowing) luar negeri.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan dampak kenaikan bunga The Fed akan terasa hingga tiga tahun ke depan, khususnya ke bunga pinjaman dalam dollar AS. Untuk itu Agus mewanti-wanti agar masyarakat dan korporasi bersiap.

Apalagi setelah bulan ini The Fed memutuskan menaikkan suku bunga 25 basis poin, BI memproyeksikan masih ada kenaikan suku bunga dua kali lagi hingga akhir tahun ini.

Namun Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara yakin, meski cost of borrowing meningkat, korporasi sudah mempersiapkan diri dengan melakukan hedging. Apalagi BI telah mewajibkan korporasi mengimplementasikan penerapan prinsip kehati-hatian (KPPK) sepenuhnya.

Berdasarkan laporan ULN Indonesia per Januari 2017 yang dirilis BI pada Jumat (17/3/2017) kemarin, ULN Indonesia tercatat sebesar 320,3 miliar dollar AS, tumbuh 3,4 persen year on year (yoy). Utang publik tercatat 161,2 miliar dollar AS atau tumbuh 12,4 persen (yoy).

Sementara ULN swasta pada Januari 2017 tercatat 159 miliar dollar AS, kembali turun 4,3 persen (YoY). Penurunan ULN swasta telah terjadi sejak tahun 2015, terutama di sektor komoditas. Itu sejalan dengan turunnya harga sejumlah komoditas.

Menurut Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih, potensi kenaikan cost of borrowing menjadi disinsentif bagi korporasi menarik pinjaman luar negeri. Walau ada potensi pertumbuhan ekonomi domestik membaik tahun ini karena masih kuatnya permintaan rumah tangga, itu tak serta merta membuat perusahaan merealisasikan ekspansi bisnisnya.

"(Permintaan) direspon perusahaan dengan inventori, bukan ekspansi baru," kata Lana, Jumat (17/3).

Lana mencatat, utang korporasi yang tidak dicairkan sampai saat ini mencapai 30%. Artinya pelaku usaha masih mengurangi pinjaman dari perbankan. Walau korporasi bisa melakukan hedging ULN, namun biaya hedging dengan kenaikan suku bunga The Fed juga berpotensi menjadi lebih mahal.

Namun hedging mau tidak mau akan tetap dilakukan perusahaan. Sebab, biaya ULN yang tidak hedging juga akan lebih mahal.

Ia memperkirakan, ULN swasta ke depan masih akan tertahan karena faktor meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, dollar AS berpotensi menguat, dan masih adanya rencana kenaikan suku bunga The Fed hingga akhir tahun. "Sampai enam bulan ke depan masih tertahan," katanya. (Adinda Ade Mustami)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com