Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina EP Cetak Laba Bersih 192 Juta Dollar AS hingga April

Kompas.com - 03/06/2017, 22:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu migas, membukukan laba bersih sebesar 192 juta dollar AS atau setara Rp 2,59 triliun (kurs Rp 13.500) hingga akhir April 2017.

Jumlah tersebut sekitar 32 persen dari target laba bersih sepanjang 2017 sebesar 596 juta dollar AS. Sedangkan pendapatan perusahaan hingga April tercatat 802 juta dollar AS atau 32 persen dari target tahun ini sebesar 2,814 miliar dollar AS.

“Kalau produksi tidak naik, kita harus makin giat efisiensi agar profit tetap bagus,” ujar Nanang Abdul Manaf, Direktur Utama Pertamina EP Jumat (2/6/2017) melalui siaran pers ke Kompas.com.

Menurut Nanang, efisiensi dilakukan terus. Biaya-biaya yang tidak langsung berhubungan dengan produksi dievaluasi. Tidak hanya itu, dari sisi operasional efisiensi dilakukan, salah satunya dengan melakukan renegosiasi kontrak dengan perusahaan jasa migas.

“Kami lakukan renegosiasi, biar sama-sama bangkit dari kondisi saat ini. Kegiatan itu kedepan akan terus dilakukan, biar profit terjaga karena produksi belum tercapai,” katanya.

Hingga 29 Mei 2017, produksi minyak Pertamina EP mencapai 85 ribu barel per hari atau sekitar 94 persen dan gas 969 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 93 persen dari target sebesar 1.041 MMSCFD. Realisasi tersebut hampir mencapai target yang sudah dicanangkan, namun hasil beberapa pemboran di akhir 2016 belum menunjukkan hasil seperti proyeksi di awal.

“Kami masih mempunyai banyak potensi lain untuk dikembangkan dalam rangka mencapai target produksi nasional,” katanya.

Menurut Nanang, secara garis besar seluruh lapangan fluktuatif dengan kecenderungan stabil pada kisaran angka target produksi, saat ini yang sudah mencapai target adalah dari Pertamina EP Asset 4.

Untuk mencapai target produksi dan lifting sesuai dengan RKAP adalah dengan percepatan dan penambahan RK baik bor, workover maupun well intervention, serta peningkatan kualitas kandidat sumur maupun proses pelaksanaan pekerjaannya, kemudian melakukan percepatan proses PSE dan penyusunan POD sumur eksplorasi.

Hingga akhir Mei 2017 terdapat enam proyek pengembangan di wilayah kerja Pertamina EP antara lain Paku Gajah Development Project di Sumsel, Pondok Makmur Development Project di Bekasi, Matindok Gas Development Project di Sulawesi Tengah, Cikarang Tegal Pacing di Jawa Barat, Jawa Gas Development Project di Cepu, dan Jirak Phase-1 Development Project di Sumsel.

Nanang mengatakan seluruh proyek Pertamina masih on going dan sudah ada yang commisioning seperti di Matindok ditargetkan akhir Juni 2017 sudah full production dengan plan kapasitas 50 MMSCFD.

“Matindok sudah commisioning, bahkan pernah kami lakukan penjualan. Tapi karena ada yang belum sinkron, kami adakan perbaikan. Harapannya, pada 4 Juni kami mulai lagi 65 MMSCFD gross, nett-nya 55 MMSCFD,” katanya.

Biaya Investasi

Narendra Widjajanto, Direktur Keuangan Pertamina EP, menambahkan Anggaran Biaya Investasi (ABI) perusahaan mengacu pada Rencana Kerja Anggaran Peursahaan (RKAP) 2017, per April 2017 sebesar 114,28 juta dollar AS atau 15 persen dari target 778 juta dollar AS.

“Sebagian besar dihabiskan untuk pemboran migas serta workover dan sisanya untuk maintenance fasilitas produksi perusahaan,” kata dia.

Menurut Nanang, upaya perusahaan agar mencapai target adalah dengan percepatan dan penambahan RK dalam rangka "Journey to 100.000 BOPD", peningkatan aktifitas eksplorasi untuk pencapaian target penemuan sumber daya (2C), optimalisasi dan efisiensi ABI untuk mendukung penambahan RK pemboran dan Surface Facility Operational Excellence, penambahan kontrak rig, dan penyiapan lokasi pemboran.

Pencapaian sampai Mei 2017 sebanyak 516 km seeismik 2D berhasil dilaksanakan dari Rencana Kerja sebanyak 883 (pencapaian 58 persen), sedangkan untuk seeismik 3D sebanyak 171 km2 dari target 821 (pencapaian 21 persen), untuk sumur bor sampai Mei 2017 sebanyak 4 sumur dari Rencana Kerja 12 sumur (33 persen), sedangkan temuan cadangan (Recoverable Resource -2C) sebanyak 14 gas serta 2 oil and gas. Paling banyak berada di asset 3 yaitu sebanyak 3 sumur (WGT-1, PIN-1, dan HGD-1).

Terkait kegiatan inovasi teknologi, kegiatan eksplorasi dan produksi migas oleh Pertamina EP hingga akhir Mei 2017, dari sisi peralatan sudah diterapkan di beberapa lokasi seperti PIN, HGD, & WGT dengan menggunakan casing antara berupa liner 16 inchi untuk menghindari lubang kecil pada section produksi dan BOP 20" x 3000 psi untuk menanggulangi drilling hazard pressure tinggi pada kedalaman dangkal (<400 meter).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com