Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Darmin: Indonesia Sempat Warisi Periode Inflasi Tinggi...

Kompas.com - 12/06/2017, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, Indonesia sempat mewarisi periode inflasi yang tinggi. Darmin menyebut, sebelum krisis keuangan Asia tahun 1998 pecah, inflasi Indonesia selalu dua digit.

Adapun penyebab inflasi umumnya terjadi karena gejolak pada harga komponen pangan. Beberapa faktor menjadi penyebab, seperti kondisi cuaca hingga rantai distribusi.

Selain Indonesia, negara di kawasan Asia Tenggara yang sempat mempunyai riwayat inflasi tinggi adalah Filipina. Padahal, kedua negara memiliki beberapa kesamaan, baik kondisi alam maupun kebijakan pangan.

"Kita punya kebijakan di bidang pangan, punya Bulog (Badan Usaha Logistik). Ada negara lain yang lebih kurang sama (kondisi inflasinya dengan Indonesia), yakni Filipina, juga kepulauan, punya sejarah inflasi tinggi, dan juga punya Bulog," ujar Darmin di Bank Indonesia (BI), Senin (12/6/2017).

Darmin menyebut, pada periode 2010, ada desakan dari pasar agar suku bunga acuan BI dinaikkan guna merespon laju inflasi. Kala itu, harga cabai melonjak lantaran periode hujan yang berkepanjangan sepanjang tahun.

Namun, saat itu menjabat Gubernur BI, Darmin mengaku dirinya tidak mengutak-atik kebijakan moneter melalui jalur suku bunga tersebut. Pasalnya, menurut dia, tidak ada urusan antara kebijakan moneter dengan inflasi karena cabai.

Akan tetapi, karena kurs rupiah mulai bergerak, Darmin mengaku tak punya pilihan. Kondisi kemudian berangsur tenang ketika BI menaikkan suku bunga acuan.

Inflasi Daerah

 

Lalu, Darmin menuturkan, ia menyadari bahwa pemerintah saat itu tidak mempunyai perpanjangan tangan ke daerah untuk merespon inflasi. Sehingga, ide untuk membentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) muncul.

BI pun kemudian mengembangkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional pada tahun 2016 lalu. Dengan demikian, harga-harga pangan strategis dapat dengan mudah diakses dengan ponsel.

Menurut Darmin, pemerintah belum melakukan upaya sistematik untuk mengendalikan inflasi, namun sudah berusaha untuk secara langsung menjawab faktor penyebab inflasi yang memang sebagian besar disumbang komponen pangan. Beberapa hal, imbuh dia, belum dilakukan dengan baik.

"Adanya PIHPS ini penting sekali. BPS (Badan Pusat Statistik) juga punya, tapi ada rumusan sendiri mengenai harga," tutur Darmin.

Pada tahap awal, data di dalam PIHPS Nasional mencakup data harga di pasar tradisional untuk 10 komoditi pangan dengan 21 varian yang cukup dominan dikonsumsi masyarakat dan merupakan komoditas yang menjadi sumber inflasi pangan.

(Baca: Menko Darmin: Inflasi Sudah Mulai Mentok)

Kompas TV Badan Pusat Statistik mencatat inflasi bulan Februari lalu mencapai 0.23 %. Dengan inflasi bulanan ini, Inflasi di 2 bulan pertama tahun ini telah menyentuh 1,21 %. Hal ini berdampak pada kenaikan harga kelompok makanan jadi, perumahan dan pakaian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com