Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Suku Bunga The Fed Bikin Wall Street Memerah

Kompas.com - 16/06/2017, 08:10 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat (atau Jumat waktu Indonesia) ditutup memerah akibat tertekannya saham-saham teknologi.

Penyebab memerahnya wajah Wall Street yakni keputusan bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed untuk menaikkan suku bunga Fed Fund Rate. Kenaikan suku bunga ini memukul saham-saham teknologi.

(Baca: The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan dan Kurangi Kepemilikan Surat Utang)

Pada penutupan perdagangan Kamis, indeks Dow Jones ditutup turun 0,07 [ersen ke level 21.359,90. Saham Nike menghuni posisi top losers dan General Electric menghuni posisi top gainers.

Kemudian, indeks S&P 500 turun 0,22 persen ke level 2.432,46. Sektor bahan baku mengalami tekanan terbesar di antara tujuh sektor lainnya. Sedangkan sektor utiliti menjadi sektor dengan performa terbaik.

Sedangkan indeks Nasdaq Composite juga tercatat turun 0,47 persen pada perdagangan saham Kamis, ke level 6.165,50.

Saham-saham Facebook, Amazon, Apple, dan Netflix semuanya ditutup di zona merah. Sementara saham Snap, ditutup turun 4,92 persen di level 17 dollar AS, yang merupakan harga saat penawaran saham perdananya.

Sektor teknologi mengalami kemunduran pada tahun ini, meski sektor teknologi pada indeks S&P dengan mudah mengungguli sektor lain dengan naik 18 persen sepanjang tahun.

Strategist Jefferies Sean Darby membandingkan perkembangan saham teknologi yang sekarang dengan kejadian penurunan tajam yang terjadi pada akhir tahun 1990-an.

Darby mencatat bahwa kedua periode memiliki tingkat inflasi dan tingkat suku bunga rendah, di samping ekonomi digital yang berkembang pesat. Tapi akhirnya hal itu tidak berakhir dengan baik.

"The Fed menaikkan suku bunga yang akhirnya menghilangkan pembiayaan murah yang menjadi faktor lonjakan teknologi," kata Darby.

Tercatat sejak awal pekan ini di Wall Street, sektor teknologi mencatatkan penurunan dua hari terbesar sejak Desember 2016.

Kompas TV Akibat Pemilu Perancis, Wall Street Tutup Saham Sementara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com