Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Optimistis Target Swasembada Gula Tercapai pada 2019

Kompas.com - 20/06/2017, 19:05 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan optimis mengejar target swasembaga gula konsumsi pada 2019 mendatang.

Berdasarkan data Kementan, produksi gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi lokal sebesar 2,2 juta ton pada 2016, sedikit di bawah target yang dicanangkan yakni 2,3 juta ton.

"Insya Allah target 2019 itu bisa terpenuhi, yakni target swasembada gula konsumsi dengan hadirnya beberapa industri gula baru mulai tahun 2018.  Insya Allah 2017 ini akan ada tambahan anggaran untuk perkebunan," ujar Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang saat konfrensi pers di Kantor Pusat Kementan, Ragunan, Selasa (20/6/2017).

Bambang mengungkapkan, realisasi capaian tahun lalu dibawah ekspektasi karena imbas dari iklim kemarau basah sepanjang tahun.

“Tahun kemarin terlalu banyak hujan sehingga banyak tebu yang tidak bisa dipanen. Rendemen pun menurun,” ujar Bambang.

Menurut Bambang, saat ini iklim sudah normal kembali dan diharapkan bisa mendukung peningkatan produksi gula konsumsi dalam negeri yang ditargetkan mencapai 2,5 juta ton. “Diharapkan tahun ini bisa melebihi target karena kondisi yang agak kering,” kata Bambang.

Kenaikan produksi juga diproyeksikan terus terjadi hingga 2019 mendatang. Pada 2018, target produksi GKP ditarget sebesar 2,8 juta ton dan pada 2019 mencapai 3,3 juta ton.

Jumlah tersebut sudah mencukupi kebutuhan gula konsumsi di dalam negeri yang pada saat ini berkisar 2,7 juta ton.

“Tambahan produksi sampai 800.000 ton pada 2019 bukan hal yang sulit dan kami optimis ini bisa dicapai. Beberapa pabrik gula baru seperti di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, sudah siap menopang produksi. Perluasan lahan tebu di sekitar pabrik gula juga akan dilakukan,” terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com