Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Bakal Jual Senjata ke Taiwan

Kompas.com - 30/06/2017, 11:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - AS dikabarkan bakal menjual senjata ke Taiwan dengan nilai transaksi ditaksir mencapai 1,42 miliar dollar AS. Ini adalah penjualan persenjataan pertama dalam pemerintahan Presiden Donald Trump.

Mengutip Reuters, Jumat (30/6/2017), penjualan senjata ke Taiwan ini kemungkinan besar akan menyulut kemarahan China. Padahal, AS meminta kerja sama China untuk menangani Korea Utara.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert menuturkan, pemerintah telah mengajukan sebanyak tujuh proposal penjualan senjata ke Taiwan kepada Kongres, Kamis (29/6/2017) waktu setempat.

"Nilainya saat ini mencapai 1,42 miliar dollar AS," ujar Nauert.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan paket penjualan senjata tersebut termasuk dukungan teknikal untuk radar peringatan dini, misil anti-radiasi berkecepatan tinggi, torpedo, dan komponen rudal.

Menurut Nauert, penjualan senjata ke Taiwan menunjukkan dukungan AS terhadap kemampuan Taiwan untuk mengelola kapabilitas pertahanan diri.

Namun, tidak ada perubahan kebijakan AS yang mengakui "Satu China," yang hanya mengakui China dan bukan Taiwan. Penjualan senjata tersebut membutuhkan persetujuan dari Kongres.

Ini akan menjadi penjualan senjata pertama ke Taiwan di bawah pemerintahan Trump dan juga yang pertama sejak pengumuman penjualan senilai 1,83 miliar dollar AS oleh pemerintahan mantan presiden Barack Obama pada Desember 2015.

Paket penjualan sebelumnya termasuk dua unit kapal perang frigate angkatan laut. Selain itu, dijual pula rudal anti-tank dan armada tempur amfibi.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menyatakan paket penjualan teranyar ini merespresentasikan peningkatan terhadap kemampuan pertahanan yang sudah ada saat ini. Tujuannya adalah mengubah sistem pertahanan dari analog menjadi digital.

Adapun Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan alutsista yang dijual oleh AS akan meningkatkan kemampuan tempur laut dan udara, serta sistem pertahanan peringatan dini.

"Kami akan secepatnya mendiskusikan pembelian (senjata) ini ke AS, termasuk durasi, jumlah, dan rincian lainnya, serta merencanakan anggaran," tulis Kemenhan Taiwan dalam pernyataan tertulisnya.

Kementerian menyatakan pula, Taiwan dan AS akan terus mengonsolidasikan kemitraan keamanan guna berkontribusi terhadap stabilitas jangka panjang di kawasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Citi Indonesia 'Ramal' The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

Citi Indonesia "Ramal" The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

Whats New
Gandeng UGM, Kementan Berikan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7 di Sisipan Lahan Perkebunan

Gandeng UGM, Kementan Berikan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7 di Sisipan Lahan Perkebunan

Whats New
Tips Hindari Pembobolan Rekening lewat Nomor HP yang Sudah Hangus

Tips Hindari Pembobolan Rekening lewat Nomor HP yang Sudah Hangus

Whats New
Bersama Kementerian BUMN, Bank Mandiri Gelar Program Mandiri Sahabat Desa di Morowali

Bersama Kementerian BUMN, Bank Mandiri Gelar Program Mandiri Sahabat Desa di Morowali

Whats New
Sambangi Paris, Erick Thohir Bertemu Presiden Perancis dan Presiden FIFA

Sambangi Paris, Erick Thohir Bertemu Presiden Perancis dan Presiden FIFA

Whats New
Buka Kantor Baru, Sucofindo Sasar Pasar Perusahaan Tambang di Sulteng

Buka Kantor Baru, Sucofindo Sasar Pasar Perusahaan Tambang di Sulteng

Whats New
Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Usia 35 Tahun Bisa Daftar

Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Usia 35 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Whats New
Bertemu Dubes Persatuan Emirat Arab, Menaker Ida Bahas Tindak Lanjut Kerja Sama Penempatan PMI

Bertemu Dubes Persatuan Emirat Arab, Menaker Ida Bahas Tindak Lanjut Kerja Sama Penempatan PMI

Whats New
Temui Dubes Libya, Menaker Ida Harap Inisiasi Kerja Sama Ketenagakerjaan Indonesia-Libya Segera Terwujud

Temui Dubes Libya, Menaker Ida Harap Inisiasi Kerja Sama Ketenagakerjaan Indonesia-Libya Segera Terwujud

Whats New
Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Whats New
Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor

Apa Itu Agen: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Distributor

Earn Smart
Tenaga Kerja Alih Daya Terampil Dinilai Jadi Solusi Mengatasi Pengangguran

Tenaga Kerja Alih Daya Terampil Dinilai Jadi Solusi Mengatasi Pengangguran

Work Smart
Rupiah Sempat Melemah Lagi ke Rp 16.000, Gubernur BI: Enggak Usah Kaget, Enggak Usah Bingung..

Rupiah Sempat Melemah Lagi ke Rp 16.000, Gubernur BI: Enggak Usah Kaget, Enggak Usah Bingung..

Whats New
Manfaatkan AI, BTN Maksimalkan Transformasi Digital untuk Layani Nasabah

Manfaatkan AI, BTN Maksimalkan Transformasi Digital untuk Layani Nasabah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com