Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Beli Menurun, Mendag Sebut Masyarakat Makin Cerdas Berbelanja

Kompas.com - 04/07/2017, 19:53 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengakui, pada Lebaran 2017 telah terjadi penurunan daya beli masyarakat.

Menurutnya, penurunan daya beli disebabkan oleh pola konsumsi masyarakat sudah lebih cerdas dalam menggunakan uangnya untuk berbelanja kebutuhan.

"Pertama, masyarakat sudah lebih cerdas alokasikan belanjanya, tidak spending sekaligus," ujar Enggar di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (4/72017).

Namun, Mendag Enggartiasto menegaskan, penurunan daya beli oleh masyarakat tidak signifikan. "Secara relatif penurunan itu tidak signifikan," jelasnya.

Selain itu, indikator penurunan daya beli juga disebabkan oleh pola belanja masyarakat yang bergeser dari konvensional kepada online yang diprediksi meningkat selama Lebaran sehingga pola belanja konvensional menjadi menurun.

"Kedua, data yang masuk, yang dimasukkan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), itu offline, belum combine yang online. Jujur, karena belum terintegrasi, tapi sebagai indikasi awal, kecenderungan penjualan online itu meningkat," papar Enggar.

Kendati demikian, Mendag menegaskan, pola konsumsi masyarakat saat Lebaran lalu relatif tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Kita jangan terlalu paksa mereka terlalu consuming, tanpa mereka menabung. Jadi konsumsi berjalan baik, tapi juga menabung, dan mengatur pola belanja itu positif," ujar Mendag.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman menuturkan, jika dibandingkan dengan Ramadhan tahun lalu permintaan produk konsumsi makanan dan minuman ada tren penurunan.

"Kelihatan peningkatan (permintaan) kurang begitu baik dibanding tahun lalu, karena ternyata banyak supermarket yang stoknya masih cukup. Kalau tahun sebelumnya biasanya stoknya habis," terang Adhi.

Adhi menjelaskan, prediksi awal penurunan permintaan konsumen atau daya beli masyarakat turun sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kira-kira lebih rendah 10 persen dibanding tahun lalu," kata Adhi.

Berdasarkan data Aprindo pertumbuhan ritel modern pada Januari 2017 sebesar 4,4 persen. Kemudian, menurun di Februari dengan pertumbuhan hanya sebesar 1,1 persen.

Selanjutnya, pada Maret 2017 pertumbuhan ritel melonjak ke angka 5,6 persen, namun, kembali menurun ke angka 4,1 persen di April. Dan bulan Mei, pertumbuhan ritel kembali turun ke angka 3,6 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com