Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Rokok Bantah Isu Darah Babi di Filter Rokok

Kompas.com - 01/07/2013, 12:06 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —
Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) menilai, tuduhan Ketua Komnas Pengendalian Tembakau (Komnas PT) DR Hakim Sorimuda Pohan yang mengatakan dalam filter rokok yang digunakan di Indonesia terkandung darah babi adalah kebohongan publik yang disengaja.

Sebab, dalam hasil riset Lembaga Penelitian Pengkajian Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) telah ditegaskan, filter rokok yang beredar di Indonesia tidak ada yang mengandung darah babi.

Demikian siaran pers GAPPRI yang diterima Kontan, Minggu (30/6/2013).

Sekretaris Jenderal GAPPRI Hasan Aoni Aziz menyatakan, isu darah babi pada filter rokok pernah muncul di Indonesia dan Australia pada tahun 2010. Kala itu, ia menjelaskan bahwa LPPOM MUI kemudian melakukan penelitian terhadap filter rokok yang beredar di Indonesia, baik dalam negeri maupun impor.

"Hasil riset LPPOM MUI terhadap filter rokok yang beredar di Indonesia, tidak ada yang mengandung darah babi, dan itu sudah dirilis resmi MUI. Kesimpulan penelitian LPPOM MUI sebenarnya menjadi jawaban atas tudingan yang tidak benar ketika itu," ungkap Hasan dalam siaran pers.

Hasan menyebutkan, hanya 1 persen kemungkinan seorang berpendidikan tinggi seperti Hakim Sorimuda melakukan kesalahan kutip secara tidak sengaja.

"Jadi, 99 persennya memang sadar mengutip secara salah. Ini kebohongan publik yang disengaja," kata Hasan.

Sebagaimana diberitakan, Hakim Sorimuda membuat pernyataan itu dalam kampanye anti-rokok yang dihadiri ratusan PNS, pengelola hotel dan restoran, serta pengelola tempat-tempat umum, yang juga dihadiri Wali Kota Banjarmasin, Rabu (26/6/2013) lalu.

Hakim menyatakan hal itu setelah mengutip pernyataan Profesor Kesehatan Masyarakat Universitas Sydney Simon Chapman. Simon sendiri merujuk dari hasil riset Christien Meindertsma, peneliti dari Eindhoven, Belanda.

Dengan merujuk pernyataan Simon, Hakim mengatakan terdapat 185 perusahaan rokok di negara itu (Belanda) yang menggunakan hemoglobin (Hb) babi sebagai bahan pembuat filter rokok.

Hasan meyakini hanya ada dua kemungkinan kesalahan, yaitu Hakim Sorimuda yang salah mengutip, atau dua-duanya (Hakim dan Simon Chapman) salah mengutip hasil riset Meindertsma. "Jangan-jangan Komnas PT sudah kehilangan isu sehingga memilih cara-cara yang tidak patut," tambah Hasan.

Terkait kemungkinan akan memperkarakan tudingan Hakim ke jalur hukum, Hasan mengatakan bahwa GAPPRI sudah mempersiapkan diri membawa masalah ini ke jalur hukum. "Kami akan mengadukan Komnas PT ke jalur hukum jika tidak mencabut pernyataannya," tegas Hasan. (Adhitya Himawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamendes PDDT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDDT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com