Saat mengikuti pertemuan World Energi Forum di Dubai beberapa waktu lalu, Jero memikirkan prospek, tantangan dan bagaimana harus memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri. "Jadi saya mendengar sambutan dan komentar masalah setiap menteri energi di sana. Ini terjadi banyak perdebatan. Namun hampir semua negara di dunia, energi jadi persoalan. Indonesia juga," kata Jero saat membuka IATMI Oil and Gas Business Forum di Hotel Mulia Jakarta, Senin (21/10/2013).
Ia menambahkan, semua menteri energi di forum tersebut juga sepakat bahwa kebutuhan energi dunia terus mengalami kenaikan. Hal ini juga seiring dengan permintaan masyarakat dunia.
Masalahnya, semua negara itu juga sepakat bahwa kebutuhan energi tersebut harus dipenuhi. Namun khusus di Indonesia juga memiliki kendala karena produksi minyak dan gas di dalam negeri tidak kunjung naik drastis, sementara kebutuhan lebih tinggi dari produksi.
"Para menteri di kawasan Timur Tengah tetap mendorong bahwa migas adalah kuncinya. Jadi dunia harus mendorong migas, harus ditambah. Namun masalahnya lagi, para menteri yang kebetulan negaranya bukan penghasil migas tentu tidak setuju dan mereka mendorong mencari energi alternatif," tambahnya.
Sehingga ada dua kubu dalam pemenuhan energi ini yaitu pasokan dari migas dan pasokan energi baru terbarukan. Tentunya Indonesia masih beruntung karena memiliki dua sumber energi tersebut.
"Orang Indonesia itu paradigmanya masih minyak. Padahal kita bukan termasuk anggota OPEC lagi. Jadi paradigma minyak harus ditinggalkan. Sekarang bagaimana mendorong sumber energi yang belum (dikembangkan) bisa muncul ke permukaan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.