Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Kondisi Global, Pemerintah Kuatkan Fundamental Ekonomi

Kompas.com - 11/02/2014, 10:59 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengatakan, saat ini sebagian besar negara berkembang tertekan ekonominya karena pemulihan ekonomi negara maju dan capital outflow (keluarnya modal) dari negara berkembang. Padahal, Bank Dunia telah merevisi pertumbuhan ekonomi global dari 3,2 persen menjadi 3,4 persen.

Terkait kondisi ini, Indonesia memilih memitigasi resiko dengan memperkuat fundamental ekonomi. “Respon cepat kebijakan Pemerintah terus dilakukan tidak hanya pemulihan ekonomi wilayah paska bencana tetapi juga untuk memperkokoh fundamental ekonomi nasional,” kata Firmanzah seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Selasa (11/2/2014).

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini mengungkapkan, berbagai indikator ekonomi nasional hingga pekan pertama Februari 2014 menunjukkan perkembangan positif. Neraca perdagangan Desember 2013 surplus 1.52 miliar dollar AS, tertinggi sejak 2011.

“Surplus ini memberi kekuatan perbaikan neraca transaksi berjalan dan neraca modal. Surplus neraca perdagangan Desember 2013 juga telah mendorong peningkatan cadangan devisa dan penguatan nilai tukar rupiah," ujar dia.

Di samping itu, cadangan devisa hingga akhir Januari 2014 tercatat 100,7 miliar dollar AS, setara dengan 5-6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Tekanan nilai tukar rupiah juga semakin menipis dan diharapkan akan terus menguat hingga akhir tahun 2014.

Meskipun demikian, guna memastikah kokohnya fundamental ekonomi, pemerintah meluncurkan beberapa langkah. Langkah tersebut antara lain memastikan distribusi pasokan barang kebutuhan pokok secara memadai, perbaikan sarana dan prasarana jalan yang rusak akibat bencana, Pemerintah meminta bank sentral menjadwal ulang dan memberi keringanan bagi para debitor yang terkena dampak bencana, mengalokasikan bantuan tunai kepada petani yang lahannnya rusak akibat bencana hingga Rp 2 juta per hektar, cadangan BBM baik subsidi dan non subsidi dipastikan dalam status memadai, serta Intervensi pasar oleh Bulog dengan ketersediaan stok kebutuhan pokok di Bulog yang sangat mencukupi.

“Melalui respon kebijakan jangka pendek ini, diharapkan perekonomian wilayah dan nasional dapat terjaga dan bergerak sehinggga semakin memperkokoh fundamental ekonomi nasional,” jelas Firmanzah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com