Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yellen Sangat Meyakinkan

Kompas.com - 13/02/2014, 09:50 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com -
Untuk pertama kali perekonomian Amerika Serikat berada di jalur yang jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Perekonomian mereka kini berada di tangan orang yang tepat setelah dikacaukan habis-habisan oleh mantan Presiden George W Bush. Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen juga tampil meyakinkan.

Di hadapan Komite Jasa Keuangan Senat AS, Selasa (11/2/2014), Yellen mengatakan bahwa pencetakan dollar AS yang bertujuan menambah uang beredar di pasar akan dikurangi secara perlahan. Sejak tahun 2008, Bank Sentral AS memasok uang beredar untuk mencegah resesi parah akibat kebangkrutan sektor swasta.

Pengurangan pencetakan dollar AS, yang dipakai untuk membeli obligasi terbitan Pemerintah AS, bertujuan untuk mendorong permintaan. Kini pencetakan dollar AS dikurangi karena perekonomian negeri berpenduduk 315 juta jiwa (Bank Dunia 2012) tersebut memperlihatkan arah baik, seperti pengangguran yang turun ke level 6,6 persen. Investasi dan konsumsi juga membaik.

”Namun, perekonomian belum kembali normal,” kata Yellen.

Dia mengatakan, level pengangguran yang bisa diterima di kisaran harus berada di 5-6 persen. Walau membaik, investasi dan konsumsi masih lemah. Hal ini terlihat dari inflasi yang 1 persen, di bawah 2 persen. Ini pertanda kelemahan investasi dan konsumsi. Oleh karena itu, Bank Sentral AS masih terus melakukan pencetakan dollar AS dengan volume lebih rendah dari selama ini 85 miliar dollar AS per bulan.
Menegakkan aturan

Hal lain yang menarik dari Yellen adalah penegasan pada disiplin di sektor keuangan, termasuk bank-bank besar AS yang selama ini berjudi di pasar uang lewat aksi-aksi spekulasi yang mendongkrak harga-harga komoditas.

Yellen mengingatkan hukum Volcker, merujuk nama mantan Gubernur Bank Sentral AS Paul Volcker, yang melarang perbankan berspekulasi untuk kepentingan sendiri, bukan mewakili nasabah.

Pernyataan Yellen soal ini penting mengingat gejolak di sektor keuangan, khususnya benturan besar perekonomian adalah akibat liarnya sektor keuangan AS di bawah Bush, yang menjengkelkan banyak penasihat ekonominya.

Penambahan pagu utang

Penyejuk lain adalah Senat AS yang menyetujui penambahan pagu utang pemerintah federal pada hari Selasa. Ini bertujuan membuat Pemerintah AS bisa membayari kewajiban, termasuk membayar bunga dan cicilan utang. Tanpa banyak tuntutan, kubu Republiken menyetujui kenaikan pagu utang.

”Saya mendukung kenaikan pagu,” kata Ketua DPR AS (House of Representatives) John Boehner.

”Yellen akan sangat hati-hati guna menciptakan kestabilan,” kata Stephen Wood, ahli investasi dari Russell Investments, sebagaimana dikutip Bloomberg. Hal itu juga diutarakan pelaku pasar lain.

”Pasar menyukai konsistensi,” kata Steven Rees, salah satu eksekutif JPMorgan Private Bank.

Posisi Yellen, kolaborasi parlemen AS soal anggaran dan keberadaan Presiden AS Barack Obama mengembalikan AS ke posisi yang baik dari segi kebijakan. Ini kontras dengan era Bush, yang memboroskan anggaran untuk invasi dan perang. Ini adalah keadaan terbaik sejak Bush, yang melucuti segala peraturan di sektor keuangan dan menyebabkan maraknya aksi-aksi spekulasi.

Namun, AS masih menyimpan kerawanan akibat kebijakan Bush yang mengurangi penerimaan pajak dan membuat pemerintah harus berutang untuk memenuhi kewajiban anggaran. Akibatnya, utang yang menumpuk dan sudah lebih dari 17,3 triliun dollar AS atau lebih dari 60 persen dibandingkan dengan nilai produk domestik bruto (PDB). (AP/AFP/REUTERS/MON)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com