Ditemui di sela-sela Seminar Mendorong BUMN Go International, Dwi mengamini ketika ditanya pengetatan distribusi BBM bersubdisi berpengaruh negatif terhadap distribusi semen.
“Sekarang sih belum tapi saya kira akan mengancam kalau solarnya di lapangan enggak ada,” kata dia di Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Yang jelas, kata Dwi, bagian distribusi semen termasuk sopir akan kesulitan mencari solar, meski yang digunakan adalah solar nonsubsidi. Memang, kata dia, pihaknya sudah lama menghitung untuk menggunakan solar nonsubsidi, dan menggunakan solar industri.
Di sisi lain, Dwi kepada pemerintah baru menitipkan harapan agar BUMN bisa berkembang dan go global. Caranya adalah dengan menguatkan daya saing perusahaan pelat merah. Selama ini, kata Dwi, perusahaan BUMN terkendala regulasi pemerintah sendiri.
“Pengamanan investasi di luar negeri, pemerintah harus ikut. Sebagaimana negara-negara maju kan punya regulasi untuk mengamankan investasinya di luar negeri,” kata Dwi.
Sebagaimana diketahui Semen Indonesia adalah salah satu perusahaan BUMN yang sangat ekspansif mengepakkan sayap ke mancanegara. Gebrakan pertama dilakukan dengan mengakuisisi perusahaan semen asal Vietnam bernama Thang Long Cement Joint Stock Company. Ekspansi ini terus berlanjut ke Myanmar, pada tahun ini.
Semen Indonesia juga berencana mengakuisisi pabrik semen di Bangladesh, serta melakukan ekspansi bisnis di Malaysia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.