Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Gula Meredup, RNI Incar Kelapa Sawit

Kompas.com - 17/09/2014, 16:37 WIB
Tabita Diela

Penulis

 


PALEMBANG, KOMPAS.com -
Direktur Keuangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Dandossi Matram tidak menampik buruknya kondisi bisnis gula di Indonesia akhir-akhir ini. Menurutnya, pengembangan sawit akan menjadi masa depan bisnis RNI setelah industri gula "meredup" sinarnya.

"Mulai dari pengembangan sawit setelah gula meredup sinarnya. Harga gula cenderung naik turun dan kita rugi. Sehingga kita harus switching ke sawit. Intinya kita coba kurangi porsi kontribusi gula," ujar Dandossi ketika ditemui di lokasi pembangunan Pabrik Minyak Kelapa Sawit III (PKS-III) milik PT Perkebunan Mitra Ogan di Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Selasa (16/9/2014).

Saat ini, bisnis gula masih menjadi penyumbang terbesar dalam pemasukan RNI. Menurut Dandossi, jumlahnya masih 60 sampai 70 persen. Kemudian, diikuti oleh kelapa sawit, obat, dan distribusi perdagangan.

"Yang terjadi, karena kami masih tergantung pada gula, setahun dua tahun bisnis gula hancur karena kebijakan pemerintah yang salah, mengimpor besar-besaran gula rafinasi, itu mengakibatkan kami menjadi harus menyelesaikan masalah kami di gula dulu jadi ekspansi kami agak tertahan," imbuhnya.

Kepada Kompas.com, Dandossi mengakui bahwa porsi laba dari produksi minyak kelapa sawit masih kecil bagi RNI, yaitu hanya sekitar 10 sampai 15 persen dari total laba keseluruhan. Namun, hal ini tidak mengurungkan niatnya untuk menetapkan fokus pada bisnis minyak kelapa sawit.

Adapun, RNI lewat anak perusahaannya, PT Perkebunan Mitra Ogan baru saja melaksanakan pemancangan batu pertama pembuatan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di Desa Lubuk Buah-Tanjung Bali, Kecamatan Batanghari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Pabrik terseut merupakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ketiga yang dimiliki Mitra Ogan di Sumatra.

Dalam pernyataan resminya, Direktur Utama RNI, Ismet Hasan Putro mengungkapkan bahwa rencana pembangunan pabrik minyak kelapa sawit tersebut merupakan rangkaian ekspansi perkebunan kelapa sawit di kawasan Muba. Selain PKS, ada pula dua kebun kelapa sawit yaitu Kebun Batanghari Leko (BHL) seluas 7.500 hektar dan Kebun Sekayu Sungai Keruh (SSK) seluas 3.000 hektar. Sementara ini, luas tertanam kelapa sawit mencapai 1.400 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com