"Saya sudah bicara dengan Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menegah, anak-anak sekolah dikasih makanan tambahan dari ikan atau puding dari rumput laut. Sehingga apa, Bu Susi happy karena pakai produk kelautan dan anak-anak kita sehat," kata Indroyono di Kantor BPPT, Jakarta, Senin (29/12/2014).
Lebih lanjut kata dia, penanaman budaya maritim tak perlu harus berbentuk kurikulum pendidikan. Hal sederhana yang bisa dilakukan di sekolah adalah pemberian soal-soal mata pelajaran tetapi dengan komponen maritim.
"Misalkan ya matematika. Si Banu pergi ke pasar, dia beli ikan tuna 5 kilo gram. Satu kilogram harganya Rp 10.000. Berapa harga lima kilogram ikan tuna?. Nah jadi yang ditampilkan ikan tuna," kata dia.
Indroyono mengakui, pembentukan budaya maritim tidak mudah dilakukan dalam hanya jangka waktu lima tahu. Baginya, mewujudkan budaya maritim harus step by step dan paling tidak butuh waktu sampai 25 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.