Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Wakil Ketua BIN Jadi Presdir Freeport, Ini Komentar ESDM

Kompas.com - 09/01/2015, 09:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan penetapan eks Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Maroef Sjamsuddin sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (FI) yang akan menggantikan Rozik B Soetjipto yang akan memasuki masa pensiun adalah merupakan murni kebijakan internal perusahaan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Sukhyar, mengatakan, penetapan Maroef bukanlah permintaan khusus pemerintah dalam pengisian jajaran direksi di perusahaan tersebut sebagai wakil pemerintah. "Tidak ada itu, pemerintah tidak ikut-ikut dalam pemilihan presiden direktur mereka," kata dia di kantornya, Kamis (8/1/2014).

Menurut dia, penetapan jajaran direksi merupakan keputusan para pemegang saham Freeport Indonesia. Di mana, komposisi saham tersebut sebanyak 90,64 persen saham dimiliki oleh Freeport McMoRan, sedangkan Pemerintah Indonesia menggenggam sebanyak 9,36 persen saham.

Dengan demikian, Freeport McMoRan yang paling punya peran dalam penetapan Maroef sebagai calon nahkoda baru. "Pemilihan direksi harus lewat persetujuan pemegang saham, memang pada akhirnya pemilik mayoritas yang lebih menentukan," ujar Sukhyar.

Dia menambahkan, terkait keinginan pemerintah yang ingin memiliki wakil di jararan direksi Freeport, masih dibicarakan dalam pembahasan draf amandemen kontrak. Sukhyar bilang, selaku pemegang saham, pemerintah sudah selayaknya memiliki wakilnya di jajaran direksi Freeport.

Sebelumnya, PT Freeport Indonesia mengumumkan penunjukan Maroef Sjamsuddin sebagai Presiden Direktur dan akan menggantikan Rozik B. Soetjipto yang segera memasuki masa pensiun.

?Maroef bergabung di PTFI setelah menyelesaikan karir panjangnya di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Dia adalah purnawirawan Marsekal Muda TNI Angkatan Udara Republik Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) selama periode 2011-2014. (Muhammad Yazid)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com