Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya ATM Naik, Transaksi Tetap Tumbuh

Kompas.com - 23/03/2015, 11:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Transaksi perbankan di anjungan tunai mandiri (ATM) tetap tumbuh subur meskipun di akhir tahun lalu ada kenaikan tarif transaksi. Menurut sebagian bank, transaksi di ATM sangat lekat dengan kebutuhan masyarakat. Karena itu, kenaikan tarif transaksi tidak mempengaruhi transaksi.

Ambil contoh di Bank Mandiri. Pemilik 15.344 jaringan ATM di akhir 2014 ini justru melihat ada kenaikan transaksi di ATM sejak pemberlakukan tarif baru. "Sejak kenaikan tarif transaksi untuk pengguna interkoneksi melalui jaringan Prima/ATMBersama/Alto diberlakukan mulai November 2014, tren transaksi di ATM tetap terjaga," ucap Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, kepada Kontan pekan lalu.

Rohan bilang, pada periode November hingga Desember 2014 justru terjadi kenaikan transaksi 10 persen. Tren tersebut, lanjut dia, tetap terjaga di Januari dan Februari tahun ini. Jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, transaksi di ATM juga meningkat sebesar 5 persen.

Meski tren transaksi di ATM terjaga, nyatanya banyak orang mulai beralih layanan ke mobile dan internet banking. Rohan menuturkan, pertumbuhan transaksi mobile banking tumbuh signifikan dibanding pertumbuhan ATM secara persentase. "Saat ini, pengguna mobile banking Bank Mandiri lebih dari 6 juta user," tambah Rohan.

Bank Mandiri mencatat ada sekitar 460 juta frekuensi transaksi mobile banking tahun lalu, tumbuh dua kali lipat dibanding tahun 2013. Transaksi paling banyak digunakan di mobile banking Mandiri adalah transfer, isi ulang pulsa dan pembayaran tagihan. Rohan bilang, peningkatan pengguna mobile banking ini sejalan dengan gaya hidup masyarakat yang saat ini banyak menggunakan smartphone.

Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI sependapat. Sejak kenaikan tarif transaksi, BRI melihat tidak ada dampaknya pada penurunan jumlah maupun volume transaksi di ATM. "Juga tidak ada perpindahan ke e-channel lain," terang Budi.

Selain itu, Budi mengaku, pihaknya selalu membukukan rata-rata peningkatan jumlah dan nilai transaksi e-channel sebesar 150 persen. Hingga 2014, BRI memiliki jaringan ATM sebanyak 20.792.

Senada, Lani Darmawan, Direktur Ritel Bank International Indonesia (BII) juga tidak melihat ada penurunan transaksi di ATM. Justru, kata dia, transaksi di ATM atau pada umumnya tren transaksi elektronik terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah nasabah. "ATM sudah menjadi kebutuhan nasabah perbankan," ungkap Lani. (Issa Almawadi)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com