Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rayuan" Susi Berhasil, Perbankan Antusias Biayai Sektor Perikanan

Kompas.com - 04/05/2015, 13:45 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - "Rayuan" Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti kepada para bankir untuk membiayai sektor perikanan tampaknya berbuah manis.  Perbankan nasional menyatakan siap menyalurkan kredit yang lebih besar ke sektor kelautan dan perikanan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa perbankan mulai melihat celah yang besar untuk semakin berkecimpung di sektor kelautan dan perikanan. Hal tersebut berkat gencarnya program pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memerangi illegal fishing dan melakukan pelarangan bongkar muat di tengah laut (transhipment)

"Saat ini antusiasme pelaku insustri perbankan untuk meningkatkan kredit di sektor kelautan dan perikanan ini cukup besar. itu karena kebijakan pemerintah anti illegal fishing dan moratorium kapal jadi permintaan pembiayaan kapal misalnya jadi besar," ujar Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Irwan Lubis di Jakarta, Senin (4/5/2015).

Antusiasme besar itu kata dia tercermin dari akan mulainya program kredit perbankan pada sektor kelautan dan perikanan pada 11 Mei 2015 di Makassar. Rencananya, akan ada sejumlah bank yang menyalurkan kredit langsung pada nelayan.

Selain itu, bank juga akan melakukan berbagai pembiayaan misalnya pembiayaan kapal, pembiayaan cold storage, sentra produksi perikanan,pembiayaan budidaya rumput laut, dan pembiayaan pelabuhan.

OJK menargetkan pertumbuhan kredit di sektor kelautan dan perikanan pada tahun ini naik sebesar 67 persen. Saat ini menurut OJK, kredit yang diberikan perbankan pada sektor tersebut hanya Rp 17,6 triliun. OJK pun yakin penyaluran kredit akan naik menjadi Rp 29 triliun pada akhir tahun ini.

Sebelumnya Susi Pudjiastuti meminta para anggota Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) untuk dapat menyalurkan kredit bagi nelayan dan industri perikanan lainnya. “Sektor usaha di bidang perikanan dan kelautan potensinya sangat besar dan itu membutuhkan pembiayaan yang sangat besar. Bisa masukkan kredit ke kegiatan penangkapan ikan, budidaya, pengolahan, pemasaran produk, wisata bahari, dan jasa pendukung lainnya,” ujar Susi di Jakarta, Januari 2015 lalu.

Susi menyayangkan masih rendahnya jumlah kredit yang diterima para nelayan danpelaku usaha di sektor maritim dari perbankan maupun perusahaan pembiayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com