Angka tersebut turun 0,12 persen dibanding NTP pada bulan sebelumnya yang tercatat 100,14. Adapun NTP pada bulan sebelumnya lagi, yakni Maret 2015 mencapai 101,53.
Kepala BPS Suryamin Senin (1/6/2015), menjelaskan, penurunan NTP disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,35 persen, namun kenaikan ini lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan Indeks Harga yang Dibeli Petani (Ib) sebesar 0,47 persen.
Penurunan NTP Mei 2015 dipengaruhi oleh turunnya NTP pada tiga subsektor yakni tanaman pangan (turun 0,67 persen), peternakan (turun 0,11 persen) dan perikanan (0,12 persen). Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan yakni hortikultura (0,4 persen), dan tanaman perkebunan rakyat (0,21 persen).
Suryamin menuturkan, NTP Provinsi Riau mengalami penurunan terbesar sebesar 1,24 persen dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebalinya, NTP Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami kenaikan tertinggi sebesar 1,22 persen. Sedangkan NTP Provinsi Bali relatif stabil.
“Pada Mei 2015, terjadi inflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,6 persen disebabkan oleh naiknya indeks seluruh kelompok konsumsi,” kata Suryamin di Jakarta.
Adapun Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional pada Mei 2015 sebesar 105,17 atau naik 0,16 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.