Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumber Pendanaan Pemda Kaltim untuk Blok Mahakam Harus Jelas

Kompas.com - 21/06/2015, 05:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno belum mengetahui pasti berapa porsi saham yang akan dimiliki Pemerintah Daerah Kalimantan Timur (Pemda Kaltim) atas Blok Mahakam. Kendati begitu, yang terpenting menurut Rini adalah berapa pun yang akan diambil, sumber pendanaan Pemda Kaltim harus jelas. “Porsi pembagian dengan daerah masih dibicarakan. Tapi yang paling utama, arahan dari Bapak Presiden adalah bahwa kalau daerah mengambil harus jelas pendanaannya dari mana,” kata Rini ditemui di sela-sela buka puasa bersama, Jakarta, Sabtu (20/6/2015).

Selebihnya, lanjut Rini, tujuan dari hak partisipasi (Participating Interest/PI) yang nantinya akan diperoleh Pemda Kaltim haruslah untuk kepentingan masyarakat daerah setempat. “Itu yang harus dikerjakan,” ucap Rini.

Namun, ketika dikonfirmasi soal maksimal PI yang bisa didapat Pemda Kaltim, Rini mengaku belum mengetahui secara pasti. “Saya belum mengetahui soal PP dan Permen yang membatasi itu (PI Pemda),” kata Rini.

“Tapi tentunya saya tidak mau mendahului. Kita harus bicara detail dulu dengan pemda, karena struktur pembiayaan juga penting, bagaimana pendanaannya,” kata Rini.

Utang bank

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 tahun 2004 dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 15 tahun 2015, disebutkan bahwa jatah saham yang bisa didapat pemda melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah sebesar 10 persen. Direktur Utama PT Migas Mandiri Pratama, BUMD Kaltim yang akan melaksanakan hak daerah, Hazairin Adha menyatakan bahwa Pemda tetap berharap mendapatkan porsi saham 19 persen. “Kami masih terus berjuang, siapa tahu bisa mendapat lebih dari 10 persen. Kami inginnya 19 persen,” kata Hazairin, Jumat (19/6/2015).

Hazairin mengatakan, pendanaan untuk mengambil hak partisipasi bersumber bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan dari perbankan baik nasional maupun asing. Dia memperkirakan, kebutuhan modal untuk itu mencapai Rp 3 triliun. Tapi, Hazairin tidak memberikan keterangan bank mana yang akan memberikan pinjaman. “Pendanaan tidak dari APBD. Rp 3 triliun itu polanya dalam bentuk pinjaman perbankan. Tapi kami tidak bisa sebutkan nama banknya,” kata dia.

Sementara itu dalam kesempatan sama, Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal memastikan, BUMD Kaltim sudah menyiapkan diri dengan sangat baik untuk turut serta dalam alih kelola Blok Mahakam. “Dalam rangka alih kelola, untuk jatah Kaltim kami siapkan BUMD. BUMD ini telah tujuh tahun berjalan, proses perjuangan kita, dan disertai untuk mendapatkan permodalan. Permodalan itu kita siapkan dengan baik, tidak melalui APBD,” ujar Mukmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com