Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membalikkan Kurva Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 04/07/2015, 17:25 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak 2011 hingga 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami perlambatan. Pemerintah berharap pada 2015 ini kurva pertumbuhan ekonomi berbalik arah.

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menuturkan pada 2011 lalu ekonomi Indonesia tumbuh 6,5 persen. Sebuah capaian tertinggi sejak booming komoditas yang didorong oleh kenaikan harga batubara, minyak sawit mentah, karet, dan mineral tambang lain.

Setelah era komoditas memudar, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sejak tahun 2000-an mengandalkan ekspor komoditas tersebut mulai melambat. Ekonomi Indonesia tumbuh 6,23 persen pada 2012, dan terus melambat menjadi 5,78 persen pada 2013. Perlambatan ekonomi terus berlanjut, pada 2014 ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,02 persen.

“Kita mau tahun 2015 ini kurvanya mulai balik ke atas. Karena kalau pertumbuhan ekonomi 2015 lebih rendah dari 2014, ini bahaya,” ucap Bambang dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (3/7/2015).

Tentu saja, lanjut Bambang, tugas berat pemerintah untuk membalikkan kurva tersebut. Sebab dari sisi belanja pemerintah, pertumbuhan ekonomi masih perlu banyak digenjot. Dalam sidang kabinet beberapa waktu lalu, Bambang menyatakan bahwa Presiden RI Joko Widodo tidak puas dengan penyerapan anggaran sejumlah kementerian. Sayangnya, Bambang tidak merinci nama-nama kementerian/lembaga yang dimaksud.

“Jadi semester dua ini yang perlu didorong adalah belanja pemerintah, utamanya belanja modal. 80 persen harus dikejar,” kata Bambang.

Selain dari belanja pemerintah, Bambang menegaskan, ada dua sumber pertumbuhan ekonomi yang bisa menjadi andalan pemerintah ke depan, yakni manufaktur berbasis sumber daya alam (SDA) dan infrastruktur.

Misalnya, industri kelapa sawit tidak hanya mengekspor crude palm oil (CPO) melainkan produk hilir yang memiliki nilai tambah. Begitu juga dengan komoditas karet yang sebaiknya sudah bisa diekspor dalam rupa produk seperti ban dan sarung tangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com