Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondom Produksi Nasional Ini Justru Diterima di Luar Negeri ketimbang Pasar Domestik

Kompas.com - 06/08/2015, 02:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen kondom lokal, PT Vonix Latexindo sukses memasuki pasar di luar negeri, ketika pasar kondom nasional didominasi oleh produk-produk impor.

Sales Marketing Manager Vonix Latexindo Hardianto mengaku bangga atas pencapaian tersebut. Meskipun penjualan di dalam negeri minim, namun konsumen dari berbagai negara justru menyambut positif kondom buatan perusahaan ini, yang bermerek Simplex.

"Dari seluruh produksi kami, hanya 20 persen yang dijual di Indonesia dan sisanya sebanyak 80 persen ke luar negeri. Beberapa negara yang menjadi pasar kami antara lain Uni Emirat Arab, Korea, Vietnam. Saat ini kami menjajaki masuk ke Eropa dan Amerika Serikat," ujarnya kepada Kompas.com, pekan ini.

Dia menampik anggapan bahwa kualitas kondom produksi nasional masih di bawah produksi kondom impor, Menurutnya, konsumen Indonesia gengsinya tinggi, sehingga tak mau menggunakan produk nasional.

(Baca: Meski Harga Naik, Kondom Impor Tetap Diminati)

"Padahal kalau dilihat, kami agar bisa masuk ke Korea misalnya, tes produknya cukup ketat. Satu item produk bisa menghabiskan waktu tes hingga 1 tahun, dan kami bisa melalui tes itu," lanjutnya.

Dia juga menampik anggapan bahwa kondom buatan Indonesia, utamanya yang diproduksi Vonik, tidak seelastis produk impor. "Kondom yang kami produksi cukup elastis, tidak kalah dengan kondom impor," ungkapnya.

Dia mengakui untuk memasarkan produk di Indonesia saat ini butuh perjuangan yang cukup berat. Dia mencontohkan, untuk bisa memajang satu item produk di etalase salah satu jaringan ritel modern, setidaknya harus bisa membayar biaya sebesar Rp 600 juta. Jika penjualan produk itu tidak bagus, dalam tiga bulan akan digeser oleh produk lainnya.

"Meskipun saat ini bea masuk kondom dinaikkan, hal itu juga tidak terlalu berpengaruh banyak terhadap pangsa pasar kami di Indonesia. Akan lebih baik produk kami diekspor," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com