Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Mogok Jualan, Stok Daging Sapi di Pasar Menghilang

Kompas.com - 10/08/2015, 09:27 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Jangan heran bila Anda tak bisa menemukan daging sapi di pasaran pada Minggu (9/8/2015) lalu. Pasalnya, para pedagang daging sepakat mogok berdagang di pasar selama empat mulai Minggu kemarin hingga Rabu (12/8/2015) mendatang.

Langkah ini menjadi opsi terakhir para pedagang daging sapi untuk memprotes kebijakan pemerintah yang membatasi impor sapi bakalan hanya 50.000 ekor. Kebijakan ini  membuat pasokan sapi menjadi tersendat.

Meski sudah disepakati akan mengosongkan pasokan daging sapi di pasar selama empat hari, tapi tidak tertutup kemungkinan aksi ini diperpanjang bila belum ada solusi dari pemerintah.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan aksi mogok berdagang ini terjadi di seluruh Jabodetabek, sebagian Jawa Barat dan Banten. "Kami mogok jualan daging karena harga terus naik, bahkan sampai tiga kali dalam seminggu terakhir dan hal ini telah merugikan kami," ujarnya saat dihubungi Kontan, Minggu (9/8/2015) kemarin.

Dia mengatakan rata-rata kenaikan harga daging di tempat pemotongan hewan atau jagal sebesar Rp 2.000 - Rp 4.000 per kilogram (kg). Tak pelak, kondisi ini menimbulkan kerugian pedagang antara Rp 1,5 juta - Rp 2 juta per hari lantaran modal habis untuk membeli sapi yang harganya naik.

Untuk itu, APDI minta pemerintah segera mengambil sikap dan menghitung ulang kebutuhan serta ketersediaan pasokan sapi nasional. Jika pasokan daging kurang, keran impor bisa kembali dibuka.

Menurut APDI pemberian izin impor sebesar 50.000 ekor dari permintaan asosiasi impor sebesar 250.000 ekor untuk kuartal ketiga tahun ini menjadi penyebab pasokan sapi berkurang.

Efeknya, pedagang daging di pasar sepi pembeli akibat harga jual yang tinggi.

Gelar operasi pasar

Mengantisipasi aksi mogok ini, Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) akan menggelar operasi pasar daging sapi di tiga kota yakni Bandung, Jakarta dan Serang.

Wahyu, Direktur Pengadaan Bulog mengatakan Bulog langsung mengambil alih masalah ini dan memastikan pasokan daging sapi kepada masyarakat selama aksi mogok ini berlangsung.

Bulog menggelar operasi pasar di sejumlah pasar. Di Bandung, Bulog menggelar di tiga pasar yakni Pasar Kosambi, Pasar Sederhana dan Pasar Haurgeulis. Sementara di pasar Mayestik dan satu titik lain di Serang, Banten. "Kami sudah salurkan masing-masing sekitar 7,5 ton daging sapi untuk minggu," ujar dia.

Saat ini,  Bulog memiliki  pasokan 250 ton daging sapi yang siap disalurkan bila dibutuhkan. Sementara untuk menjaga ketersediaan pasokan, Bulog terus menambah persediaan daging di gudang dari Rumah Potong Hewan (RPH) milik PT Berdikari di Cibitung yang menyediakan 20 ekor sapi potong setiap harinya.

Dengan begitu, Bulog tidak khawatir akan ada kekurangan pasokan dan kelangkaan daging di pasaran selama pedagang menggelar aksi mogok. Dalam operasi pasar ini Bulog menjual daging sapi dengan harga antara Rp 89.000 hingga Rp 90.000 per kg. Harga tersebut jauh lebih rendah dari harga rata-rata daging sapi di pasaran saat ini sebesar Rp 120.000 hingga  Rp 140.000 per kg. "Harganya itu tergantung tempat dan jarak," imbuhnya.

Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian (Mentan) memilih irit bicara terkait aksi mogok pedagang sapi ini. Dia berdalih pembatasan impor daging sapi bertujuan untuk mengendalikan dan bukan berencana menyetop impor  sapi ke depan. Dia optimistis ke depan harga sapi akan turun perlahan. (Noverius Laoli)

Kompas TV pedagang naikkan harga.mp4

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wall Street Variatif, Nasdaq Menguat ke Level Tertinggi

Wall Street Variatif, Nasdaq Menguat ke Level Tertinggi

Whats New
Total Keterlambatan Penerbangan Haji Capai 32 Jam, Kemenag Tegur Garuda

Total Keterlambatan Penerbangan Haji Capai 32 Jam, Kemenag Tegur Garuda

Whats New
Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

Punya Peta Jalan, Industri BPR Hadapi 3 Tantangan Struktural

Whats New
Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Whats New
[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com