Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bakal Tempuh Deregulasi Industri

Kompas.com - 01/09/2015, 17:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menggelar rapat koordinasi untuk mendorong kegiatan ekonomi RI, di kantornya pada Selasa (1/9/2015). Rapat dihadiri oleh sejumlah menteri di antaranya Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, serta Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro.

Dalam rapat tersebut pemerintah membahas sejumlah langkah yang akan diluncurkan dalam bentuk paket kebijakan untuk mendorong kegiatan ekonomi, yang utamanya yaitu adanya deregulasi industri.

Kepada wartawan usai rapat, Darmin menuturkan, paket kebijakan yang akan diluncurkan diharapkan dapat membangkitkan industri. “Kenapa industri? Karena pertaruhan kita ke depan adalah industri. Kalau industri kita tidak bisa berkembang dan bersaing, maka kita tidak punya basis untuk berkembang dengan baik. Ada yang sifatnya deregulasi,” kata Darmin.

Sejumlah kebijakan tengah disiapkan di antaranya di sektor pangan, energi, dan keuangan. Darmin mengatakan, kebijakan baru untuk tiap sektor akan dirilis tidak bersamaan, tergantung kesiapan para menteri untuk menyusun detail deregulasinya.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan fokus kementeriannya yakni mengundang investasi dan mendorong kegiatan ekonomi riil di lapangan. “Jadi banyak aspek, migas, kelistrikan, energi baru terbarukan, dan minerba,” sebut Sudirman.

Terkait dengan kemungkinan deregulasi mineral pertambangan, Sudirman menegaskan tidak akan ada relaksasi ekspor mineral mentah. “Yang ada adalah bagaimana mencari insentif supaya ekonomi itu berjalan. Dalam urusan nikel dan bauksit, itu bagaimana pembangunan smelter berjalan lancar sesuai dengan target,” kata Sudirman.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menambahkan, masing-masing menteri tengah mendata aturan mana saja yang bisa dilakukan deregulasi. “Mana saja yang menghambat, kita kaji seluruh peluang yang bisa mendorong perekonomian. Fokus kami ada dua, mendorong investasi dan mendorong aktivitas di lapangan,” ucap Saleh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com