Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Finansial Indonesia Masih Dangkal

Kompas.com - 07/09/2015, 15:52 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar finansial Indonesia relatif masih dangkal dibandingkan negara lain di Asia Tenggara. Begitu hasil riset Mandiri Institute dan Oliver Wyman.

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri yang juga Advisory Board Mandiri Institute Budi G Sadikin, dangkalnya pasar keuangan itu bisa memengaruhi dukungan terhadap pembiayaan infrastruktur. Oleh karenanya dia mendorong agar pembangunan infrastruktur pasar keuangan digenjot. "Indonesia perlu infrastruktur cukup besar. Misal pembangunan 35.000 megawatt tenaga kelistrikan, pembangunan 35 pelabuhan, bandara. Tapi juga kita harus siapkan infrastruktur keuangan. Saat ini masih jauh dari memadai.” ujar Budi di acara Seminar Internasional financial deepening, Jakarta, Senin (7/9/2015).

Dangkalnya pasar keuangan Indonesia bisa terlihat dari jumlah emiten saham di Bursa Efek Indonesia yang mencapai 540 perusahaan, dibandingkan dengan 1.400 perusahaan di Thailand dan 2.360 perusahaan di Malaysia.

Selain itu, jumlah emiten obligasi domestik hanya 140 perusahaan. Sementara, Thailand dan Malaysia mencapai 304 dan 1.008 emiten.

Riset Mandiri Institute dan Oliver Wyman juga menunjukkan tingkat partisipasi investor ritel di pasar keuangan Indonesia baru mencapai 0,2 persen dari total populasi atau sekitar 450.000 investor. Sedangkan, partisipasi investor ritel di India telah mencapai 2 persen dari total populasi.

Akibatnya, tingkat kontribusi pasar saham Indonesia ke PDB hanya mencapai 49 persen. Sementara, Thailand 111 persen, Malaysia 141 persen, dan India 149 persen.

Kepala lembaga konsultan manajemen global Oliver Wyman Asia Pasifik Bernhard Kotanko sependapat dengan Budi. Menurutnya, pasar keuangan Indonesia memang harus diperdalam sehingga dorongan terhadap pembiayaan infrastruktur bisa semakin besar. "Financial deepening dan pertumbuhan ekonomi harus berjalan beriringan. Asia Tenggara berkembang pesat dalam kemajuan keuangan, dan roadmap yang kami kembangkan dengan 40 inisiatif juga dapat menjadi masukan berharga untuk negara berkembang lain di Asia," kata dia.

Lantaran itulah, Mandiri Institute berkolaborasi dengan lembaga konsultan manajemen global Oliver Wyman menggelar Seminar Internasional tentang Pendalaman Sektor Keuangan untuk meningkatkan dukungan industri keuangan kepada penciptaan kestabilan ekonomi di Indonesia. Sebanyak 250 peserta dari berbagai pemangku kepentingan di sektor pasar keuangan mendiskusikan kajian terkini berjudul Financial Deepening in Indonesia: Executing for Growth.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com