"Pemerintah pusat berjalan sendiri, pemerintah daerah jalan sendiri. Ini (paket kebijakan ekonomi) ibarat masyakarat sedang sakit perut, tetapi seakan dipaksakan malah (pemerintah) dikasih obat sakit kepala. Jadi, enggak nyambung," kata Fachrul dalam acara diskusi di Jakarta, Minggu (20/9/2015).
Dia menjelaskan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah saat ini seperti berjalan sendiri-sendiri. Hal itu, kata dia, bisa tercermin dari paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah. Menurut dia, paket kebijakan itu sangat sentralistis. Taraf kebijakannya, kata dia, tak menyentuh ke daerah. Padahal, kata Fachrul, dampak pelemahan ekonomi saat ini lebih dirasakan oleh masyarakat di daerah-daerah.
Dia menilai, seharusnya pemerintah pusat mengajak pemerintah daerah jalan bersama-sama untuk memperbaiki kondisi ekonomi saat ini. Salah satu caranya, kata dia, penyaluran dana desa yang dipercepat, jangan ditunda-tunda.
"Jangan seakan-akan menjelang pemilu pemerintah datang seperti Sinterklas. Itu kesannya saat terjadi krisis, seakan-akan pemerintah akan datang dengan bantuan langsung, dengan bantuan proteksi sosial. Menurut saya, semua itu kamuflase untuk kepentingan politik," kata dia.
Baca juga: Paket Ekonomi Jilid II Dikebut, Harga Premium Bakal Turun?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.