Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hak Partisipasi Blok Masela Bakal Dicaplok Inpex?

Kompas.com - 06/10/2015, 10:12 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Hak partisipasi (Participating Interest/PI) ‘Lapangan Gas Abadi’, Blok Masela, Maluku saat ini tengah dibahas seiring dengan penyelesaian pembahasan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD). Kurangnya pendanaan dari Pemerintah Daerah (Pemda) disinyalir kembali menjadi promblematika bagi wilayah untuk menikmati hasil dari pengelolaah sebuah blok migas.

Saat dikonfirmasi mengenai pihak yang bakal mendapat hak partisipasi 10 persen ini, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, IGN Wiratmaja Puja mengakui, pemerintah tengah mendorong Inpex Corporation untuk bisa ‘menalangi’ PI yang seharusnya menjadi hak Pemda Maluku.

“Kita sih menyarankan begitu (ditalangi Inpex),” kata Wiramaja ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (5/10/2014).

Kendati begitu, Wiratmaja enggan memastikan bahwa hak parsitipasi 10 persen itu nantinya betul-betul bakal dicaplok oleh Inpex. “Tapi PoD-nya belum selesai. Masih dibahas ini,” ujar Wiratmaja.

Kurangnya pendanaan Pemda untuk mengambil PI bukan kali ini saja terjadi.

Sebelumnya, Pemda Kalimantan Timur dikabarkan juga mengalami masalah serupa untuk mendapatkan PI 10 persen atas pengelolaan Blok Mahakam. Menurut Pri Agung Rakhmanto, Direktur ReforMiner Institute, sebetulnya ada keuntungannya juga apabila pihak lain ‘menalangi’ kewajiban investasi PI terlebih dahulu.

“Pemda mendapat kepemilikan partisipasi, tapi belum harus menanggung/keluar investasi dulu,” kata Pri kepada kompas.com.

Meski begitu, Pri menuturkan, kerugiannya adalah Pemda belum bisa menikmati bagian dari hasil produksi lapangan migas. Sebab, hasil tersebut masih harus dikembalikan untuk pihak yang mengeluarkan investasi. “Nanti kan setelah produksi ada bagian dari participating interest. Nah itu yangmenerima ya yang menggendong dulu yang menerima dulu sampai utangnya selesai,” sebut Pri.

Hanya saja, lanjut dia, sebelum memutuskan untuk memberikan PI ke pihak swasta, lebih baik pemerintah menawarkan, melobi, bahkan menugaskan BUMN migas dalam hal ini PT Pertamina (Persero) untuk ‘menggendong’ kewajiban investasi 10 persen Pemda Maluku.

“Saya bisa katakan, kalau dengan skema begitu lebih baik Pemda menggandeng Pertamina atau BUMN. Sebaiknya tidak perlu ke swasta. Karena kalau ke swasta, ya tujuan diberikannya hak PI Pemda tidak tercapai lagi. Yang mendapat manfaat PI swasta lagi,” ucap Pri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com