Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Postur RAPBN 2016 Disepakati

Kompas.com - 16/10/2015, 08:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Anggaran (Banggar) dan Pemerintah akhirnya menyepakati postur anggaran tahun 2016. Kesepakatan itu, diambil setelah pemerintah dan Banggar menggelar rapat kerja tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2016, Kamis (15/10/2015).

Dalam rapat itu disepakati, pendapatan negara turun dari Rp 1.841,1 triliun menjadi Rp 1.822,5 triliun. Hal ini terjadi seiring dengan dipangkasnya target penerimaan pajak dari Rp 1.565,8 triliun menjadi hanya Rp 1.546,7 triliun.

Begitu juga pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang dipotong dari Rp 280 triliun menjadi Rp 273,8 triliun.

Adanya penurunan target pendapatan membuat pemerintah harus memangkas anggaran belanja Rp 25,6 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 2.121,3 triliun, diturunkan jadi Rp 2.095,7 triliun.

Adapun, belanja pemerintah pusat berkurang Rp 13,5 triliun dari Rp 1.339,1 triliun menjadi Rp 1.325,6 triliun.

Perinciannya, anggaran belanja kementerian dan lembaga (K/L) naik dari Rp 780,4 triliun menjadi Rp 784,1 triliun, dan anggaran non K/L susut dari Rp 558,7 triliun menjadi Rp 541,4 triliun.

Alhasil, defisit anggaran dipatok naik jadi 2,15 persen atau setara dengan Rp 273,2 triliun dari sebelumnya sebesar 2,14 persen. Adanya penurunan target penerimaan dan belanja ini kemudian berimbas pada target pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari semula 5,5% menjadi 5,3 persen.

Target ini lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan tahun ini yang hanya sebesar 4,7 persen-4,9 persen. Asumsi kurs rupiah terhadap dollar AS juga berubah menjadi lebih rendah, dari Rp Rp 13.400 menjadi Rp 13.900 per dollar AS.

Sedangkan, rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) turun dari 60 dollar AS per barel menjadi 50 dollar AS per barel. Adapun lifting minyak bumi tetap di angka 830 barel per hari dan lifting gas bumi tetap 1.155 barel setara minyak per hari.

Menurut anggota Banggar, Ecky Awal Mucharam, asumsi di postur sementara RAPBN 2016 ini lebih realistis. "Dari awal, saya sudah bilang, angka-angka dalam nota keuangan Agustus lalu tidak realistis, ini lebih realistis," ujar Ecky.

Kesepakatan ini akan menjadi pegangan pemerintah dan Banggar dalam membahas transfer daerah, sebelum ditetapkan di paripurna DPR RI. (Amailia Putri Hasniawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrem Harus Dilakukan Secara Terpadu

Penanganan Stunting, Inflasi dan Kemiskinan Esktrem Harus Dilakukan Secara Terpadu

Whats New
4 Tips Kelola Keuangan untuk Pasangan Modern

4 Tips Kelola Keuangan untuk Pasangan Modern

Whats New
Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

Whats New
50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

50.000 Wisatawan ke Bali, Sandiaga: Perputaran Ekonomi World Water Forum Bisa Rp 1,5 Triliun

Whats New
Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Biomassa Batang Singkong dan Karet Dikembangkan di Lampung

Whats New
LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

LPEI Luncurkan Program CRDP untuk Putra-putri Terbaik yang Ingin Berkontribusi pada Ekspor Nasional

Whats New
Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Equity Life dan BJB Hadirkan Asuransi Multi Protection, Apa Manfaatnya?

Whats New
KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

KCIC Operasikan 48 Perjalanan Kereta Cepat Whoosh Selama Libur Panjang Waisak

Whats New
Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Lewat Inovasi ICT, Anak Usaha Semen Indonesia Bidik Potensi Akuisisi Pelanggan Baru

Whats New
Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Sistem Pengolah Sampah Jangjo Atasi Limbah Mal dan Perumahan di Jakarta

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi SPMB PKN STAN 2024

Whats New
Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Sistem Perpajakan yang Kompleks Jadi Tantangan Korporasi untuk Bayar Pajak

Whats New
DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

DAMRI Buka Rute Baru Ciputat ke Bandara Soekarno-Hatta, Simak Jam Operasionalnya

Whats New
Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Indonesia Terus Kurangi Ketergantungan terhadap Dollar AS, Ini Buktinya

Whats New
Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Garuda Indonesia Tak Bagikan Dividen meski Catatkan Laba Bersih pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com