Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Masih Pemasok Terbesar Barang Impor Indonesia

Kompas.com - 16/11/2015, 12:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir nilai impor perdagangan RI pada bulan Oktober 2015 mencapai 11,07 miliar dollar AS. Sementara itu secara kumulatif, Januari-Oktober 2015 impor perdagangan RI mencapai 119,05 miliar dollar AS.

Kepala BPS Suryamin menuturkan, China masih mendominasi sebagai tiga negara pemasok terbesar barang-barang ke Indonesia. Sepanjang Januari-Oktober 2015 impor RI dari China sebesar 23,82 miliar dollar AS, atau pangsa pasarnya yakni 24,34 persen.

"Impor ini dibandingkan Januari-Oktober 2014 masih naik 64,39 persen. Tetapi month to month sudah turun 6,95 persen," ucap Suryamin, di Jakarta, Senin (16/11/2015).

Negara kedua barang-barang impor adalah  Jepang. Pada periode sama nilai impor RI dari Jepang mencapai 11,31 miliar dollar AS atau share sebesar 11,55 persen.

Adapun negara pemasok terbesar ketiga yaitu Singapura. Nilai impor dari Singapura selama sepuluh bulan pertama tahun ini mencapai 7,31 miliar dollar AS.

Di kawasan ASEAN, impor RI dari negara-negara ASEAN pada periode sama mencapai 21,43 miliar dollar AS. Angka ini turun 14,97 persen dibandingkan periode sama 2014.

Suryamin menambahkan, impor RI dari negara-negara Uni Eropa sepanjang Januari-Oktober 2015 sebesar 9,51 miliar dollar AS. Angka ini juga turun 12,16 persen dibandingkan periode sama 2014.

Berdasarkan penggunaan barang, terjadi penurunan impor di tiga golongan barang. Impor bahan baku/penolong pada Januari-Oktober 2015 turun 21,48 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Impor barang modal juga turun 17,68 persen, dan impor barang konsumsinya turun 16,14 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com