Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat EkonomI ASEAN, Waspada "Brain Drain"

Kompas.com - 26/11/2015, 13:00 WIB
Antonius Googie

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Tenaga kerja terampil Indonesia akan bebas "berkeliaran" di negara-negara ASEAN saat diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).

Untuk itu, Pemerintah harus membuat kebijakan untuk mengantisipasi banyaknya profesional Indonesia yang pergi  ke negara lain demi mencari upah yang baik. Banyaknya tenaga tenaga ahli terlatih yang pergi tersebut bisa mengakibatkan kekeringan profesional (brain drain) di Indonesia.

"Profesional yang memiliki kualifikasi tinggi akan tertarik untuk mengembangkan karirnya di Singapura, Brunei, atau Malaysia. Ini disebabkan karena besaran standar gaji di negara-negara yang memiliki pendapatan nasional lebih tinggi dari Indonesia. Alhasil Indonesia akan akan kekurangan tenaga kerja yang terlatih,"  kata Direktur IPMI Business School Jimmy M Rifal Gani dalam seminar proyeksi Ekonomi Indonesia 2016, Kamis,(26/11/2015) di Jakarta.

Menurut dia, tenaga kerja profesional Indonesia akan sangat diuntungkan dengan adanya pemberlakuan MEA, karena bisa mendapatkan kesempatan kerja yang lebih luas dan mobilitas lebih fleksibel dalam mencari gaji terbaik.

Dalam program MEA diketahui terdapat 8 profesi yang bebas mencari kerja di kawasan, mulai arsitek, insinyur, dokter, perawat, tenaga survei, akuntan, dokter gigi, dan praktisi media.

"Oleh sebab itu pemerintah saat ini harus segera membuat program peningkatan nilai tambah tenaga kerja dengan disertai iklim yang kondusif seperti perbaikan standar upah dan fasilitas kerja serta kondisi lingkungan tempat tinggal yang layak huni guna membuat profesional betah bekerja di negeri sendiri," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, pemeritah harus menciptakan kebijakan yang pro bisnis, memangkas birokrasi penghambat dunia usaha serta menigkatkan kompetensi pegawai pemerintah. " Sehingga tercipta iklim usaha yang kondusif," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com