Wahyu mengatakan, hingga saat ini pemerintah masih memiliki stok beras di Bulog sebesar 1,2 juta ton. Jumlah tersebut, kata Wahyu sudah mencukupi kebutuhan beras nasional hingga bulan Maret mendatang.
"Untuk konsumsi program yang ditugaskan ke bulog sebesar 300.000 ton per bulan. Jadi bisa ada 4 bulan. Kalau sekarang Desember akhir berarti kan sampai Januari Februari Maret masih aman," ujar Wahyu.
Namun, kata Wahyu, jika berbicara soal bicara stabilitas harga, akan sedikit berbeda. Pasalnya ada banyak faktor uang mempengaruhi stabilitas, salah satunya adalah kondisi di lapangan.
Dia menyebutkan, kondisi seperti cuaca yang mengakibatkan pergeseran masa tanam bisa jadi persoalan sendiri. Dia menambahkan, pergeseran musim tanam masih berpotensi terjadi di tahun depan dan hal tersebut akan menggeser bulan panen.
"Akan ada beberapa bulan tertentu yang membutuhkan cadangan yang harus dipersiapkan dari sekarang," tutur Wahyu.
"Mudah-mudahan tidak ada gejolak yang di luar kemampuan sehingga bisa mengendalikan stok yang ada termasuk beras impor," katanya.
Adapun untuk keperluan beras Impor, Wahyu mengatakan hingga saat ini Indonesia masih melakukan komitmen atau kontrak impor dengan Thailand dan Vietnam. Dalam kerjasama ini Indonesia akan mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam sebesar 1,5 juta ton hingga bulan Maret.
"Sedangkan untuk realisasi hingga saat ini sudah sampai 400.000 ton. Akan dilakukan secara bertahap maret dan mudah-mudahan bulan April sebelum panen raya sudah selesai semua," ucap Wahyu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.