Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Sebut Pajak Freeport Sudah Tidak Besar Lagi

Kompas.com - 27/01/2016, 07:35 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyatakan, kontribusi PT Freeport Indonesia terhadap penerimaan negara berkurang.  Hal ini akibat turunnya harga komoditas tambang.

“Ya dulu pajaknya besar. Sekarang enggak lagi, (karena) harga komoditas jatuh. Kemudian bea keluarnya segitu-gitu saja sesuai izin ekspor,” kata Bambang di Jakarta, Selasa (26/1/2016).

Namun, Bambang tidak merinci berapa angka penurunannya. 

Tampaknya tren ini juga akan berlanjut pada tahun ini, karena kemungkinan turunnya kuota ekspor konsentrat tembaga Freeport seperti disampaikan Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, Sugeng Aprianto di tempat yang sama.


“Saya kira peluang ekspor (Freeport) masih ada. Tapi mungkin akan mengalami penurunan,” ujar Sugeng.

Sugeng bilang, mengenai berapa kuota ekspor yang akan diberikan pemerintah kepada Freeport, akan dibahas terlebih dahulu antara manajemen dan pemerintah. Rekomendasi ekspor akan dikeluarkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Kita mengimplementasikan saja. Kita setujui ekspornya dan proses yang ada di pelabuhan,” imbuh Sugeng.

Sejauh ini, belum nampak aktivitas ekspor yang dilakukan raksasa tambang berbasis Amerika Serikat itu. Kegiatan pengiriman konsentrat tembaga terakhir kali dilakukan pada bulan Desember 2015.

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Mohammad Hidayat mengungkapkan, kuota yang diajukan Freeport tidak jauh berbeda dengan kuota ekspor yang diberikan pada periode Juli 2015-Januari 2016 sebanyak 775.000 ton.

“Kuotanya (yang diajukan) kan sama, sekitar 700.000-an. Hampir sama dengan periode sebelumnya,” kata Mohammad, beberapa waktu lalu.

Izin ekspor Freeport berakhir 28 Januari 2016. Untuk dapat kembali mengekspor, Freeport harus memenuhi dua persyaratan.

Pertama, menyetor uang jaminan kesungguhan pembangunan smelter sebesar 530 juta dollar AS. Kedua, kesediaan membayar bea keluar sebesar 5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com